Korelasi Emas dan Perak Berdasarkan Hasil Pengamatan Broker Octa

Advertorial | CNN Indonesia
Jumat, 18 Okt 2024 00:00 WIB
Emas dan perak sering bergerak bersamaan, namun hubungan di antara keduanya lebih kompleks daripada yang terlihat
Foto: Dok Octa
Jakarta, CNN Indonesia --

Emas dan perak sering bergerak bersamaan, namun hubungan di antara keduanya lebih kompleks daripada yang terlihat. Sebab, meski memiliki karakteristik dan fungsi serupa, perbedaan dalam dinamika penawaran dan permintaan kadang dapat menyebabkan divergensi.

Broker Octa menemukan nuansa di balik korelasi emas-perak dan mengeksplorasi potensi peluang trading dengan rasio emas-perak.

  • Selama 40 tahun terakhir, emas dan perak menunjukkan korelasi positif yang kuat.
  • Kedua komoditas ini merupakan logam mulia dan sering dianggap saling mensubstitusi.
  • Kedua komoditas ini memiliki struktur permintaan yang serupa, tetapi ada juga perbedaan signifikan dalam komposisi permintaan.
  • Ada kalanya korelasi antara emas dan perak bersifat negatif, tetapi tidak sering terjadi.
  • Penawaran perak lima kali lebih banyak daripada penawaran emas.
  • Rasio emas-perak merupakan nilai tukar tertua yang terus dipantau sepanjang sejarah.
  • Trader memantau rasio emas-perak untuk menemukan anomali dalam valuasi logam mulia.
  • Negara-negara Asia termasuk di antara beberapa importir emas terbesar di dunia.

Korelasi positif antara emas dan perak tampaknya mungkin dianggap sebagai fenomena yang sepenuhnya alami. Kedua komoditas tersebut memiliki kegunaan yang berkaitan, memiliki karakteristik yang sangat mirip, dan bahkan sering ditemukan dan ditambang di lokasi geologis yang sama.

Oleh karena itu, sangatlah intuitif menganggap keduanya sebagai substitusi dekat dan mengharapkan harganya berkorelasi erat satu sama lain. Namun, jika kita gali subjek ini lebih dalam, kita menemukan nuansa dan kompleksitas penting dalam pergerakan harga emas dan perak.

Koefisien korelasi antara emas dan perak

Dalam statistik, koefisien korelasi mengukur kekuatan dan arah hubungan antara dua variabel. Jika nilainya sama dengan 1, korelasinya positif sempurna-ketika harga satu komoditas meningkat, harga komoditas lain juga meningkat (dan sebaliknya).

Dalam kasus emas dan perak, korelasinya sangat positif dan hampir sempurna, artinya harga kedua komoditas ini cenderung naik dan turun secara bersamaan. Broker Octa telah mempelajari harga penutupan harian emas dan perak dari Juli 1982 hingga Oktober 2024 dan menemukan bahwa koefisien korelasi antara kedua komoditas tersebut adalah sekitar 0,92.

Mengapa korelasinya positif

Hubungan statistik yang sangat erat antara emas dan perak tercermin dalam penggunaannya yang serupa di dunia fisik. Kedua komoditas ini merupakan logam mulia dan sering kali diperjualbelikan karena alasan yang sama.

Bahkan, menurut World Gold Council dan Silver Institute, perhiasan menyumbang 49% permintaan emas dan 27% permintaan perak.

Selain itu, kedua komoditas tersebut sering dianggap sebagai 'aset safe-haven' atau 'penyimpan nilai'. Orang-orang biasanya membeli emas dan perak untuk melindungi modal dari inflasi. Dengan demikian, investasi swasta menyumbang 30% permintaan emas dan 15% permintaan perak.

Lebih jauh lagi, kedua logam tersebut memiliki kegunaan industri-tetapi berbeda dengan emas, perak utamanya digunakan untuk keperluan manufaktur dan industri. Penggunaan industri menyumbang 58% permintaan perak dan hanya 11% permintaan emas.

Perbedaan penting lainnya adalah bahwa bank sentral terus menganggap emas sebagai uang murni dan tetap menjadi pembeli aktif emas batangan hingga hari ini. Broker Octa menghitung bahwa bank sentral global telah membeli lebih dari 1.000 ton emas dalam empat tahun terakhir. Menurut World Gold Council, pembelian bank sentral menyumbang hampir 20% dari total permintaan emas pada Q2 2024.

"Meskipun kedua logam tersebut memiliki struktur permintaan yang sangat mirip, yang pada dasarnya hanya terdiri dari tiga sumber-perhiasan, investasi, dan industri-porsi relatif dari sumber-sumber ini agak berbeda. Perak itu semacam logam mulia yang bersifat kuasi-industri, sementara emas masih memiliki fungsi moneter penting," kata analis pasar finansial di broker OctaKar Yong Ang.

Perbedaan yang halus tetapi penting ini menjelaskan mengapa terkadang korelasi antara harga emas dan perak terputus. Resesi ekonomi global pada 2020, yang disebabkan oleh epidemi virus corona, menyebabkan penurunan tajam dalam permintaan industri untuk perak, tetapi pada saat yang sama, berkontribusi pada peningkatan minat terhadap emas sebagai aset pelindung selama masa ketidakpastian.

"Perak jauh lebih sensitif terhadap siklus ekonomi daripada emas karena tesis investasi perak kurang menonjol sementara penggunaan industrinya lebih luas," kata Kar Yong Ang.

Mengapa perak lebih murah daripada emas

Selain itu, ada satu perbedaan besar antara emas dan perak dalam hal persediaan, emas jauh lebih langka daripada perak. Menurut Biro Statistik Logam Dunia, sekitar 3.100 ton emas diproduksi pada 2023, sedangkan produksi perak mencapai 25.200 ton.

Inilah yang membuat perak selalu lebih murah daripada emas berdasarkan dolar per troy-ounce (oz). Pada 4 Oktober, harga perak di COMEX adalah $32,17 per oz, sedangkan emas ditutup pada harga $2.652,25 per oz.

Apa yang dimaksud rasio emas dan perak

Rasio emas-perak adalah cara populer untuk melihat perbedaan harga antara emas dan perak. Ini adalah nilai tukar terlama yang telah dipantau secara konsisten sepanjang sejarah.

Untuk menghitung rasio emas-perak, kita harus membagi harga pasar emas saat ini dengan harga pasar perak saat ini. Pada 4 Oktober, rasio emas-perak berada pada angka 82,44, yang berarti bahwa satu troy ounce emas dapat membeli 82 ounce perak, atau bahwa 82 ounce perak diperlukan untuk membeli satu troy ounce emas.

Trader biasanya memantau rasio emas-perak untuk menemukan anomali dalam valuasi relatif logam mulia. Rasio yang tinggi relatif terhadap norma historis menunjukkan bahwa perak dinilai terlalu rendah dibandingkan emas, sedangkan rasio yang rendah menunjukkan sebaliknya.

Dengan kata lain, ketika rasio menyimpang secara substansial dari norma historisnya atau rata-rata jangka panjang, trader akan bertaruh bahwa rasio tersebut akan kembali normal.

Kar Yong Ang memberikan contoh, pada Maret 2020, rasio emas-perak naik di atas 120, lebih dari 40% di atas rata-rata jangka panjangnya, yang menunjukkan bahwa perak sangat murah dibandingkan emas, dan bahwa emas sangat mahal dibandingkan perak.

Dalam situasi ini, trader dapat menjual emas atau membeli perak. Namun, keputusan yang paling cerdas adalah melakukan keduanya.

"Dengan cara ini, trader mendapatkan eksposur terhadap rasio itu sendiri dan pada dasarnya memasang taruhan bahwa rasio akan kembali normal dengan risiko yang relatif rendah," kata analis pasar finansial di broker Octa itu.

Disclaimer: Trading melibatkan risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua kalangan investor. Gunakan keahlian Anda dengan bijak serta evaluasi semua risiko terkait sebelum mengambil keputusan investasi.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER