Ramai dibicarakan momen anggota DPR RI Rahayu Saraswati membawa buah hatinya saat rapat Komisi VII di Senayan, Jakarta.
Politisi Partai Gerindra yang akrab dipanggil Sara itu dengan percaya diri memangku anaknya saat rapat kerja bersama Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana. Sang putri diketahui baru berusia 3 tahun.
Sara mungkin bukan satu-satunya orang yang membawa sang buah hati ke tempat kerja. Fenomena ini telah dilakukan banyak orang di zaman kiwari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, psikolog klinis anak dan remaja di Klinik Sajiva RSJ Dharmawangsa Mira Damayanti Amir mengatakan bahwa fenomena tersebut kurang sesuai dengan prinsip dasar yang diketahui selama ini.
"Jadi, kalau dari psikolog anak, fenomena ini satu, tidak menempatkan anak pada tempatnya. Kedua, tidak memperhatikan kebutuhan yang sebenarnya. Apalagi kalau durasinya lama ya, anak bisa enggak nyaman, ya," ujar Mira pada CNNIndonesia.com, Kamis (21/11).
Meski tak sampai terkena trauma, lanjut Mira, seorang ibu tetap harus mengedepankan kenyamanan anaknya sendiri.
Mira khawatir, jika fenomena ini terus berlanjut, bisa jadi orang yang memiliki profesi 'serius' lainnya juga membawa anak ke tempat kerja.
"Kalau hal ini sering gitu ya, bisa saja seorang teller juga bawa anak atau dokter ahli bedah bawa anak ke ruang bedah, cukup mengkhawatirkan juga," tambah Mira.
Momen ini, lanjut Mira, menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum bisa menempatkan anak pada tempatnya.
Aksi Sara ini juga menunjukkan betapa pentingnya keberadaan daycare di lingkungan kerja.
"Iya, penting ya [daycare di tempat kerja]. Apalagi kalau perusahaannya punya banyak ibu pekerja. Saya pro daycare karena juga buat kesejahteraan anak ya. Anak-anak ditempatkan di tempat yang sesuai," jelas Mira.
Namun demikian, Mira mengingatkan bahwa pengadaan daycare tidak sesederhana yang dikira. Daycare, lanjut dia, membutuhkan seorang profesional untuk mengurusnya.
"Daycare enggak bisa ditangani sembarang orang. Daycare itu, kan, mengurus anak dari berbagai aspek, kesehatan, dan lainnya. Kita enggak bisa sekadar mengadakan dan mempertimbangkan lebih lanjut," ujar Mira.
(pli/asr)