HARI ANTI-KEKERASAN PEREMPUAN

KemenPPPA Soroti Kekerasan Seksual Berbasis AI

CNN Indonesia
Selasa, 03 Des 2024 16:15 WIB
Kemajuan teknologi tak melulu positif. Teknologi yang semakin canggih meningkatkan terjadi peluang kekerasan seksual yang dilakukan dengan bantuan AI.
Ilustrasi. Teknologi yang semakin canggih meningkatkan terjadi peluang kekerasan seksual yang dilakukan dengan bantuan AI. (Istockphoto/ Dusanpetkovic)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kekerasan seksual terhadap perempuan tak cuma berbentuk serangan fisik yang dilakukan pelaku terhadap korban. Kini, kekerasan seksual bisa dilakukan lewat medium teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI).

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Ratna Susianawati mengatakan, pihaknya terus memantau kasus kekerasan seksual yang berpeluang terjadi akibat penggunaan AI.

Kata dia, kemajuan teknologi memang memberikan kemudahan bagi banyak orang. Namun di satu sisi, hal ini juga berefek pada kejahatan, salah satunya kekerasan seksual yang bisa dilakukan lewat AI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat berbicara dampak kekerasan seksual yang timbul dari pengaruh digital teknologi tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi ada dua sisi, ada positif dan negatifnya," kata Ratna dalam media talk 16 Hari Kampanye Anti-kekerasan Terhadap Perempuan di KemenPPPA, Jakarta, Jumat (29/11).

Lewat teknologi, lanjut Ratna, pelaku bisa dengan mudah menggunakan foto, suara, hingga video untuk diubah sedemikian rupa. Para korban pun bisa dirugikan secara fisik dan mental.

Kekerasan seksual berbasis AI telah menjadi atensi KemenPPPA. Hal itu turut dibahas dalam penyusunan UU TPKS dan telah digolongkan sebagai Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik (KSBE).

"Saat tentukan jenis kekerasan seksualnya itu, terakhir dibahas KSBE karena kemajuan teknologi," ujar Ratna.

Dalam catatan Komnas Perempuan selama 10 tahun terakhir, kasus kekerasan seksual berbasis elektronik yang dilaporkan mencapai angka 3769 kasus. Di dalamnya termasuk kekerasan seksual yang dilakukan dengan penggunaan AI.

Selain itu, KemenPPPA juga mendorong orang tua agar membatasi penggunaan gawai oleh anak. KemenPPPA meyakini upaya ini setidaknya dapat mengurangi KSBE.

"Penting memberikan pencegahan dan proteksi. Perlu ada batasan usia penggunaan gawai. Di beberapa negara juga sudah begitu, ya, dilakukan pembatasan," kata Ratna.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER