Teknologi AI Diprediksi Warnai Perawatan Kecantikan Tahun 2025

CNN Indonesia
Kamis, 12 Des 2024 18:00 WIB
Meski bakal ramai pada 2025 mendatang, pemanfaatan AI untuk kecantikan tetap memerlukan pendampingan dan sentuhan artistik dari dokter yang ahli di bidangnya.
Ilustrasi. Teknologi AI diprediksi bakal warnai industri perawatan kecantikan pada tahun 2025. (Istockphoto/robertprzybysz)
Jakarta, CNN Indonesia --

Artificial intelligence (AI) diprediksi bakal jadi salah satu teknologi yang digunakan dalam industri perawatan kecantikan pada 2025 mendatang.

Dokter spesialis kulit dan kecantikan dari Klinik Dermalogia Arini Astasari Widodo mengatakan, pemanfaatan AI bakal ramai pada 2025 mendatang. Namun, pemanfaatannya memerlukan pendampingan dan sentuhan artistik dari dokter yang ahli di bidangnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"AI memang sangat populer, bahkan sudah merambah ke industri kecantikan. Makanya tahun 2025 nanti akan populer konsep aesthetic intelligence yang menggabungkan artificial intelligence dengan artistic touch (sentuhan artistik)," kata Arini ditemui di Gading Serpong, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Arini menjelaskan, penggabungan teknologi AI dengan sentuhan dokter ahli adalah konsep perawatan kecantikan dari akar. Jika selama ini orang yang datang ke klinik kecantikan hanya mengira-ngira masalah kulit, maka dengan aesthetic intelligence, hal ini tak akan berlaku lagi.

Masalah kulit pasien akan diperiksa secara menyeluruh. Sebab, mengetahui masalah dan apa yang dibutuhkan merupakan kunci utama agar kulit benar-benar sehat terawat.

"Banyak orang yang datang ke klinik langsung pilih jenis perawatan. Padahal, belum tentu itu yang dibutuhkan. Ini yang perlu diluruskan. Pahami dulu jenis dan masalahnya apa," kata Arini.

Menurut Arini, penggunaan teknologi berbasis AI bisa membantu menganalisis permasalahan kulit secara holistik hingga ke dalam. Dokter di satu sisi juga akan membantu mengobservasi dan membaca hasil analisis dari teknologi tersebut.

"Jadi prinsipnya adalah manusia dibantu teknologi, bukan semuanya berdasarkan teknologi, karena sentuhan dokter tetap diperlukan," kata dia.

(tst/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER