Gunung Rinjani Punya Toilet di Atas Awan, Ketinggiannya 2.639 Mdpl
Pada musim pendakian 2025, para pendaki Gunung Rinjani akan menemukan sesuatu yang baru, yakni toilet di atas awan, yang dibangun Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Toilet di atas awan ini dibangun di ketinggian ± 2.639 Mdpl, tepatnya di Pelawangan Sembalun 1 destinasi jalur wisata pendakian Sembalun untuk menjaga lingkungan kawasan Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Telah dibangun fasilitas toilet dengan konsep ramah lingkungan yang siap dipergunakan pada musim pendakian 2025," ujar Kepala Balai TNGR NTB Yarman di Mataram, seperti dilansir Antara, Kamis (13/3).
Dia mengungkapkan bahwa pada setiap pendakian semua selalu dihadapkan pada tantangan, bukan hanya fisik, tapi juga moral dalam keindahan alam. "Salah satunya adalah bagaimana menjaga kebersihan, bahkan di tempat yang jauh dari peradaban," ucapnya.
Untuk alasan itu, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani bekerja sama dengan Arei Outdoor Gear membangun toilet di ketinggian ± 2.639 mdpl demi meningkatkan kenyamanan wisatawan yang datang berkunjung.
"Toilet ini bukan sekadar fasilitas, melainkan langkah konkret untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan sekitar," kata Yarman.
Dia menambahkan tersedia dua pilihan pada toilet di atas awan yang telah rampung dikerjakan itu, yakni toilet duduk dan toilet jongkok. Penyediaan dua jenis toilet itu tak lain demi kenyamanan para pendaki.
Keberadaan fasilitas toilet di ketinggian ± 2.639 Mdpl tidak lain untuk menghindari perilaku buang air besar sembarangan yang bisa mencemari ekosistem dan merusak estetika pemandangan alam Gunung Rinjani.
Yarman menyebut pembangunan toilet itu baru permulaan, sebab rencananya akan hadir juga toilet di Danau Segara Anak pada ketinggian 2.010 mdpl, sebagai bagian dari komitmen untuk memastikan kelestarian alam tetap terjaga di tempat-tempat tinggi yang menjadi surga bagi para pendaki.
Dia berharap langkah kecil tersebut bisa menginspirasi seluruh pihak untuk selalu menjaga kebersihan alam, bukan hanya saat pendakian, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
"Mari bersama-sama menjaga alam agar generasi mendatang juga bisa menikmati pesona keindahan alam yang serupa," ujarnya.
(wiw)