China Sebut Standar Keselamatan Wisata Indonesia Rendah, Benarkah?
Konsulat Jenderal (Konjen) China di Denpasar, Bali, menyoroti rendahnya standar keselamatan dan profesionalisme pelaku wisata di Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wakil Konjen Republik Rakyat China di Denpasar, Zhu Yu, menyebut standar keselamatan di lokasi wisata dan profesionalisme pelaku wisata di Indonesia dalam memberikan pelayanan masih rendah.
"Fasilitas perlindungan keselamatan dan sistem peringatan dini di beberapa lokasi wisata masih perlu ditingkatkan," kata Zhu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/6). "Profesionalisme para pelaku industri pariwisata juga masih perlu diperbaiki agar mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar internasional," imbuhnya.
Sorotan Zhu Yu ini muncul setelah kasus meninggalnya wisatawan asal China bernama Qiu Yan (32) saat snorkeling di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, pada 18 Juni 2025.
Insiden tragis tersebut menjadi perhatian luas karena Qiu Yan snorkeling tanpa mengenakan pelampung (life jacket), dan pemandu wisata yang mendampinginya dinilai melanggar SOP karena membiarkan hal itu terjadi.
Pernyataan Konjen China soal standar keselamatan wisata di Indonesia memicu respons beragam dari para pemangku kepentingan pariwisata di Tanah Air.
Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) NTT, Oyan Kristian, menyatakan sepakat dengan masukan yang dilayangkan Konjen Republik Rakyat China. "Sepakat," kata Oyan Kristian, seperti dilansir Detik, Minggu (27/6).
Ia meyakini, pernyataan tersebut didasari oleh kajian mendalam dan dapat menjadi pemicu positif bagi sektor pariwisata untuk berbenah.
Menurut Oyan, peningkatan profesionalisme di setiap bidang industri pariwisata menjadi krusial demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan.
Ia mencontohkan kasus tragis tewasnya wisatawan China saat snorkeling tanpa pelampung di Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, pekan lalu, sebagai pelajaran berharga yang harus menjadi perhatian bersama.
"Kita melihat kasus kemarin ini, ini kan lebih ke tentang pelayanan, standar keselamatan dan itu yang menjadi perlu perhatian kita semua sebagai pelaku usaha pariwisata di Labuan Bajo dan di Indonesia secara umum," jelas Oyan. "Nah, profesional dari masing-masing bidang inilah yang perlu menjadi perhatian kita masing-masing dan bersama," lanjutnya.