Bagi pengidap diabetes tipe 2, waktu sarapan ternyata memiliki dampak signifikan terhadap kadar gula darah. Hal ini membuat pengidap diabetes perlu menentukan jam sarapan yang lebih tepat.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews menemukan bahwa sarapan lebih siang, yaitu sekitar pukul 09.30 atau bahkan 12.00, dapat membantu menekan lonjakan gula darah pasca-makan dibandingkan sarapan pada pukul 07.00.
Penelitian ini melibatkan 14 orang dewasa pengidap diabetes tipe 2 di Australia selama enam minggu. Mereka diminta untuk sarapan pada tiga waktu berbeda: pukul 07.00, 09.30, dan 12.00.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang sarapan lebih siang mengalami lonjakan gula darah yang lebih rendah.
"Penurunan kadar gula darah paling tinggi tercatat pada mereka yang sarapan pukul 09.30 dan 12.00, dibandingkan dengan yang makan lebih pagi," tulis tim peneliti, seperti dikutip dari News Medical, Kamis (26/6).
Menariknya, aktivitas jalan kaki 20 menit setelah sarapan hanya memberikan sedikit manfaat tambahan bagi mereka yang sarapan pukul 07.00 dan 12.00. Namun, pada kelompok yang makan pukul 09.30, olahraga ringan tersebut tidak menunjukkan dampak berarti terhadap kadar gula darah.
Peneliti menjelaskan bahwa lonjakan gula darah di pagi hari kemungkinan dipicu oleh dua faktor. Pertama, tingginya kadar hormon kortisol sekitar pukul 08.00.
Kedua, fenomena 'dawn phenomenon' atau lonjakan gula darah alami saat bangun tidur, yang umum terjadi pada pengidap diabetes tipe 2.
Dengan menggeser waktu sarapan ke pukul 09.30 atau 12.00, tubuh diperkirakan sudah melewati fase lonjakan alami tersebut. Hal ini membuat kadar gula darah setelah makan tidak mengalami kenaikan drastis.
"Temuan ini bisa jadi strategi praktis dan non-invasif untuk bantu pasien diabetes mengelola gula darah tanpa obat tambahan," tambah peneliti.
Meskipun temuan ini tampak menjanjikan, para ahli mengingatkan bahwa pola makan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan individual pasien. Yang terpenting, perubahan waktu makan tidak boleh dilakukan tanpa bimbingan tenaga medis, terutama bagi mereka yang mengonsumsi obat antidiabetes yang harus diminum bersamaan dengan makanan.
"Kalau mau coba geser waktu sarapan, pastikan konsisten dan tetap menjaga pola makan sehat," ujar peneliti.
(wiw)