Daun salam, rempah aromatik yang tak terpisahkan dari dapur Asia, khususnya Indonesia, ternyata lebih dari sekadar penambah cita rasa masakan.
Di balik harumnya, daun dari pohon cemara kecil Laurus nobilis L. ini menyimpan segudang nutrisi penting yang berkhasiat menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuh, termasuk memperkuat sistem kekebalan.
Daun salam, yang dikenal dengan bau khasnya, dipercaya memiliki sifat antikanker, antiinflamasi, dan antibakteri. Bahkan, tanaman ini telah lama menjadi bagian dari pengobatan tradisional India kuno, Ayurveda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lantas, apa saja manfaat spesifik daun salam bagi kesehatan dan bagaimana cara terbaik mengonsumsinya?
Beragam khasiat daun salam sebagian besar berasal dari kandungan antioksidan melimpah di dalamnya, seperti flavonoid, tanin, dan polifenol. Selain itu, daun salam juga mengandung beberapa vitamin dan mineral esensial seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B6, serat, dan magnesium.
Berkat kandungan nutrisinya yang kaya, daun salam diyakini dapat mencegah atau membantu mengatasi berbagai keluhan kesehatan dan penyakit.
Menurut sebuah penelitian, konsumsi ekstrak daun salam secara rutin dapat membantu menurunkan dan mengelola kadar gula darah, terutama bagi penderita diabetes. Manfaat ini didapat dari kandungan polifenol di dalamnya.
Daun salam mengandung senyawa antioksidan dan serat yang berperan dalam menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Ini secara tidak langsung membantu mencegah serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya, mengingat diabetes dan kolesterol tinggi merupakan faktor risiko utama.
Berkat kandungan vitamin dan mineral seperti vitamin A, B6, C, dan zinc, daun salam dapat secara signifikan meningkatkan daya tahan atau imunitas tubuh.
Studi menunjukkan bahwa ekstrak daun salam bermanfaat untuk mencegah pembentukan batu ginjal. Khasiat ini diperoleh karena daun salam mampu mengurangi jumlah urease, enzim yang memicu terbentuknya batu ginjal jika kadarnya berlebih dalam tubuh.
Ketika terjadi luka, tubuh akan mengalami peradangan. Senyawa flavonoid dan tanin dalam daun salam memiliki kemampuan anti-inflamasi yang dapat mengurangi peradangan pada area luka, sehingga mempercepat proses penyembuhan.
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak daun salam menjanjikan dalam mengurangi risiko kanker payudara dan kanker kolorektal. Manfaat ini diduga berasal dari kandungan antioksidan daun salam yang membantu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Studi juga menunjukkan bahwa daun salam dapat membantu mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam darah. Kandungan flavonoid dan serat di dalamnya berperan besar dalam manfaat ini.
Serat yang terkandung dalam daun salam berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan. Selain meredakan sakit perut, daun salam juga telah lama diolah menjadi teh herbal untuk mengatasi masalah pencernaan lainnya, seperti perut kembung atau sakit ulu hati.
Kandungan magnesium dalam daun salam dapat membantu menjaga kepadatan dan kekuatan tulang, sehingga berpotensi mencegah pengeroposan tulang atau osteoporosis. Magnesium juga memastikan fungsi saraf dan otot berjalan normal.
Berkat berbagai senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya, daun salam dapat membantu tubuh terhindar dari stres oksidatif yang merupakan salah satu penyebab penurunan kemampuan kognitif, termasuk pikun. Oleh karena itu, daun salam bermanfaat untuk menjaga kesehatan otak dan meningkatkan daya ingat.
(wiw)