Membangun rumah hijau bukan sekadar jadi tren, melainkan sebuah keputusan tepat yang membawa banyak manfaat jangka panjang. Berikut beberapa langkah praktis mewujudkan rumah hijau.
Apa yang dimaksud dengan rumah hijau? Mengutip dari This Old House, rumah hijau adalah rumah yang dibangun dengan prinsip efisiensi energi, keberlanjutan, daya tahan tinggi, dan menciptakan ruangan yang sehat.
Rumah hijau biasanya dilengkapi dengan perangkat hemat energi, sistem energi terbarukan, perlengkapan penghemat air, dan bahan bangunan hasil daur ulang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh karena itu, membangun rumah hijau dapat membantu mengurangi jejak karbon serta dampak negatif terhadap lingkungan.
Mengapa Anda perlu mewujudkan rumah hijau? Selain ramah lingkungan, tentunya Anda juga bisa menghemat biaya pengeluaran untuk rumah dalam jangka panjang.
Ditambah lagi dengan prinsip rumah hijau yang mengharuskan penggunaan material ramah lingkungan dan non-toxic, bisa memberikan lingkungan hidup lebih sehat bagi seluruh anggota keluarga.
Berikut ini tujuh langkah yang bisa dilakukan untuk mewujudkan rumah hijau yang ramah lingkungan.
Salah satu langkah penting dalam membangun rumah hijau, yaitu memilih bahan bangunan yang berasal dari sumber lokal dan bahan daur ulang. Penggunaan bahan, misalnya, kayu bekas pakai atau logam yang didaur ulang.
Material ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga mendukung perekonomian lokal. Bahan-bahan ini memberikan nilai estetika sekaligus nilai lingkungan yang tinggi.
Memasang sistem penampungan air hujan merupakan cara efektif untuk menghemat penggunaan air. Caranya, dengan menyalurkan air hujan dari atap melalui talang ke dalam tangki penyimpanan.
Air yang tertampung ini dapat Anda manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan toilet, atau mencuci kendaraan. Sistem ini sangat membantu mengurangi konsumsi air bersih dan menekan biaya pemakaian air.
![]() |
Untuk menghemat air, Anda bisa memilih tanaman lokal yang tak memerlukan banyak air untuk bertahan hidup. Penggunaan sistem irigasi tetes yang langsung mengairi akar tanaman juga mengurangi pemborosan air.
Mengutip dari Engoplanet, elemen lain untuk menciptakan pekarangan rumah hijau yang ramah lingkungan, kamu bisa membuat habitat mini bagi satwa liar yang ramah. Burung dan serangga, misal, dapat membantu proses penyerbukan pada tumbuhan.
Memasang panel surya bisa jadi salah satu cara paling efektif untuk mengurangi jejak karbon rumah hijau. Energi matahari sebagai sumber energi terbarukan sangat cocok untuk iklim tropis seperti Indonesia.
Meski investasi awal untuk pemasangan panel surya cukup besar, manfaat jangka panjang berupa penghematan listrik dan kontribusi terhadap lingkungan sangatlah besar.
Teknologi hijau seperti lampu LED yang hemat energi dan tahan lama, wajib dimiliki di rumah hijau. Penggunaan sistem pencahayaan pintar yang otomatis menyala dan mati berdasarkan gerakan atau timer, juga bisa mengurangi konsumsi listrik.
Selain itu, teknologi smart home yang mengatur penggunaan AC dan lampu secara efisien melalui sensor dapat meningkatkan kenyamanan sekaligus menghemat energi.
Memilih bahan paving block yang berpori untuk jalan setapak di pekarangan dan area parkir, dapat membantu air hujan meresap ke dalam tanah, mencegah genangan, dan banjir.
Menurut Green Adelaide, banyak area perkotaan yang tertutup beton dan aspal, sehingga air hujan tidak terserap dan malah mengalir ke saluran pembuangan. Paving block berpori dapat membantu menjaga siklus air alami dan menciptakan pekarangan yang lebih sejuk dan sehat.
![]() |
Ventilasi yang memadai sangat penting untuk menjaga kualitas udara dalam rumah hijau. Sistem ventilasi yang baik membantu mengeluarkan udara kotor, kelembapan berlebih, dan polutan dari dalam rumah.
Ventilasi mekanis seperti heat recovery ventilators (HRV) dan energy recovery ventilators (ERV) dapat menukar udara dalam ruangan dengan udara segar tanpa kehilangan panas.
Selain itu, ventilasi alami melalui jendela dan ventilasi yang strategis juga mendukung sirkulasi udara sehat.
(rea/els)