Desa Berpenduduk 897 Orang Diserbu Festival Seks Terbesar, Warga Murka

CNN Indonesia
Senin, 28 Jul 2025 21:00 WIB
Festival seks terbesar di Inggris memicu munculnya banyak keluhan karena kerap terdengarnya suara erangan keras, menyusul kedatangan lebih dari 1.000 peserta.
Ilustrasi gelaran festival. (iStock/urbazon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Festival seks terbesar di Inggris telah memicu munculnya banyak keluhan karena kerap terdengarnya suara erangan keras, menyusul kedatangan lebih dari 1.000 peserta ke sebuah desa kecil yang tenang untuk acara yang berlangsung tiga hari.

Festival Swingathon, yang berlangsung dari 17 hingga 20 Juli 2025 di Desa Allington, Lincolnshire, Inggris, dilaporkan mematok biaya US$263 atau sekitar Rp4,3 juta untuk peserta yang mau bergabung dalam event kontroversial tersebut.

Desa Allington di Lincolnshire sendiri merupakan desa yang terbilang kecil, dengan penduduk hanya 897 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Festival kontroversial itu kini memasuki edisi kelima, di mana Swingathon dirancang untuk individu dan pasangan yang menganut hubungan terbuka, termasuk anggota komunitas LGBTQ+. Acara ini menawarkan akomodasi glamping, musik live, set DJ, dan lokakarya tentang kesehatan seksual.

Meski jaminan dari penyelenggara mengenai peningkatan kedap suara dan kebersihan, penduduk desa mengungkapkan kemarahan. Beberapa warga menggambarkan diri mereka "tersiksa oleh erangan keras" sepanjang akhir pekan dan mengecam acara tersebut sebagai aktivitas yang menodai citra desa, seperti dilansir New York Post.

"Allington sekarang disebut ibu kota swingers Inggris," kata seorang warga lanjut usia. "Kebanyakan dari kami di sini sudah tua dan terkejut bahwa desa kami yang damai dipilih untuk ini," sambungnya.

DJ acara, Kerry Voellner, mengatakan penyelenggara telah berupaya meningkatkan kondisi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Kami telah membuat kedap suara lebih baik dan menjaga semuanya sebersih dan sehigienis mungkin," ujarnya.

Penyelenggara Swingathon, Matt Cole, membela acara tersebut, mengklaim tidak menyebabkan gangguan sekitar. "Sulit untuk mendengar apa pun kecuali Anda berada di dalam lokasi acara," katanya.

Penyelenggara menyediakan sekitar 4.000 kondom dan menawarkan alat tes IMS (Infeksi Menular Seksual) gratis, dengan sekitar 50 persen peserta dilaporkan menggunakannya.

Meskipun mendapat penolakan keras dari masyarakat, penyelenggara memperkirakan jumlah kehadiran akan berlipat ganda tahun depan. Didirikan pada tahun 2020, Swingathon kini mencakup musik, lokakarya, dan kios, menyambut orang-orang dari komunitas LGBTQ+ dan kink.

Namun, beberapa penduduk setempat tetap menentang, menyebut acara itu "jorok" dan mengklaim tidak diterima di komunitas pedesaan mereka yang tenang.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER