Ahli Ingatkan Risiko Penularan Campak Lebih Tinggi Daripada Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 27 Agu 2025 19:30 WIB
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan bisa memicu komplikasi yang berakibat fatal. Namun penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin.
Tinggi kasus campak di Sumenep membuat Pemprov Jawa Timur menetapkan status KLB campak. Ahli mengingatkan risiko penularan campak lebih tinggi daripada Covid-19. (ANTARA FOTO/RIZAL HANAFI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Campak melanda Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ahli mengingatkan bahwa risiko penularan campak lebih tinggi ketimbang Covid-19.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) campak setelah tercatat 2.035 kasus dan 17 anak meninggal.

Edi Hartoyo, dokter spesialis anak-subspesialis infeksi penyakit tropis, mengatakan risiko penularan campak sangat tinggi, bahkan lebih tinggi ketimbang Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada istilah risiko penularan, RO, itu kalau Covid-19 8-10, dengan campak itu 12-18. Apa artinya? Kalau satu anak kena campak maka, ada risiko dia bisa menularkan ke 12-18 anak, sedangkan Covid-19 tidak setinggi itu," jelas Edi dalam webinar bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Rabu (27/8).

Dia memaparkan angka kasus campak 2024 memang lebih rendah dari 2023. Pada 2023 tercatat 39.024 suspek dan 10.628 terkonfirmasi, sedangkan 2024 sebanyak 26.241 suspek dan 3.501 terkonfirmasi.

"Tetapi hal ini hati-hati karena status imunisasi kita adalah masih belum bagus, sehingga ada risiko KLB yang seperti terjadi sekarang," imbuhnya.

Edi berkata campak memang sangat menular dan bisa memicu komplikasi yang berakibat fatal. Namun campak dapat dicegah dengan imunisasi.

Angka keberhasilan imunisasi campak, lanjut dia, sangat tinggi. Hanya saja, ada sejumlah kendala sehingga cakupan vaksinasi rendah seperti, ketidaktahuan masyarakat atau anak tidak mau imunisasi.

Sementara itu, menindaklanjuti wabah campak di Sumenep, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Sumenep Achmad Syamsuri berkata vaksinasi jadi langkah utama guna menekan campak.

Vaksinasi dilakukan selama 21 hari mulai 25 Agustus hingga 14 September 2025. Program ini menyasar 78.569 anak usia 9 bulan sampai 6 tahun.

(els)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER