Meski Tidur Memadai, Kantuk Berlebih Bisa Menunjukkan Diabetes

Mayapada Hospital | CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2025 16:02 WIB
Kantuk berlebihan meski tidur cukup bisa jadi tanda awal diabetes, kenali gejalanya dan pentingnya pemeriksaan untuk mencegah komplikasi serius.
Ilustrasi. (Foto: iStock/Enes Evren)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rasa kantuk berlebihan meski sudah tidur cukup kerap dianggap sebagai efek kelelahan setelah beraktivitas seharian. Namun, jika kondisi ini berlangsung hampir setiap hari, hal tersebut patut diperhatikan karena dapat menjadi tanda awal diabetes.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Herry Nursetiyanto, menjelaskan bahwa kantuk berlebihan merupakan gejala yang sering dialami penderita diabetes, terutama ketika kadar gula darah tidak stabil.

"Jika gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia), tubuh membuang glukosa melalui urine (glikosuria), mengakibatkan tubuh banyak kehilangan cairan, darah mengental, dan oksigen ke otak berkurang, hingga tubuh terasa lelah dan mengantuk," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebaliknya, saat kadar gula darah terlalu rendah (hipoglikemia), otak kekurangan glukosa sebagai sumber energi utama. Hal ini bahkan dapat mengganggu fungsi sel-sel saraf otak (neuroglikopenia), yang menimbulkan gejala seperti gemetar, berkeringat, lapar, dan jantung berdebar.

Menurut dr. Herry, jika gejalanya terjadi secara perlahan, terutama saat malam hari, dan tidak segera ditangani, dapat menimbulkan kelelahan berat, bingung, mengantuk, hingga pingsan atau koma.

Ia melanjutkan, kantuk yang muncul terus-menerus setelah tidur cukup dapat menjadi tanda awal diabetes, terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan penyakit serupa.

Gejala lain yang perlu diperhatikan antara lain sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, pandangan kabur, berat badan turun drastis, sulit berkonsentrasi, serta rasa lemas sepanjang hari.

Dalam jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol dapat menimbulkan komplikasi, salah satunya kerusakan saraf otonom yang berfungsi mengatur mekanisme tubuh secara otomatis, termasuk tekanan darah.

"Ketika fungsi ini terganggu, tekanan darah bisa turun secara tiba-tiba saat berdiri (hipotensi ortostatik). Akibatnya, aliran darah ke otak berkurang sementara dan memicu rasa pusing, lemas, dan mengantuk," imbuh dr. Herry.

Dirinya pun mengingatkan, meski sering disepelekan rasa kantuk terus-menerus berpotensi menurunkan kualitas hidup karena mengganggu fokus, aktivitas fisik, hingga pola makan sehari-hari.

Kondisi ini juga bisa menjadi gejala awal prediabetes atau diabetes, yang apabila tidak ditangani berisiko menimbulkan komplikasi serius seperti luka sulit sembuh, gagal ginjal, stroke, serangan jantung, hingga kebutaan.

Rasa kantuk akibat gangguan gula darah menurut dr. Herry dapat dicegah dengan menerapkan pola makan seimbang, tidur yang cukup, pengelolaan gula darah, pengelolaan stres, dan rutin beraktivitas fisik.

"Segera periksa ke dokter untuk memastikan kemungkinan prediabetes atau diabetes, atau gangguan metabolik lainnya," tegasnya.

Sebagai bentuk perhatian terhadap risiko diabetes, Mayapada Hospital menghadirkan Sugar Clinic, pusat layanan kesehatan gratis untuk mendeteksi risiko prediabetes dan diabetes.

Klinik ini memberikan pemeriksaan gula darah (HbA1c dan kolesterol), skrining berbasis AI, serta konsultasi medis dan pendampingan gaya hidup sehat yang terintegrasi.

Layanan Sugar Clinic tersedia di beberapa unit Mayapada Hospital, antara lain Jakarta Selatan (Lebak Bulus dan Kuningan), Tangerang, Bandung, dan Surabaya.

Pemesanan layanan skrining dapat dilakukan melalui aplikasi MyCare, termasuk jadwal konsultasi dengan dokter dan akses kegawatdaruratan melalui fitur Emergency Call.

Aplikasi ini juga menyediakan fitur Health Articles & Tips, berisi informasi dan tips seputar kesehatan tubuh, serta fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau langkah, kalori, detak jantung, hingga BMI.

Aplikasi MyCare juga menawarkan reward point potongan harga untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

(rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER