Nasi Jagung hingga Kongbap, Cara Siasati Beras yang Mahal dan Langka

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2025 17:45 WIB
Ilustrasi. Nasi jagung bisa jadi alternatif pilihan nasi saat beras langka dan mahal. (Foto: Anis Efizudin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bagi orang Indonesia, belum makan rasanya jika belum menyantap nasi. Tapi, kebiasaan itu sekarang sedang diuji. Pasokan beras semakin langka di pasaran, sementara harganya melonjak hingga dua kali lipat.

Di sejumlah supermarket dan minimarket, rak beras mulai kosong, membuat banyak orang kelimpungan mencari cara agar tetap bisa memenuhi kebutuhan pangan keluarga.

Namun urusan makan semestinya tidak hanya soal kenyang, melainkan juga soal gizi. Justru di tengah kelangkaan inilah, ada baiknya Anda mulai melirik berbagai alternatif nasi yang tidak hanya ekonomis, tetapi juga lebih sehat.

Melansir berbagai sumber, beras dengan nama latin Oryza sativa atau Oryza glaberrima, merupakan makanan pokok lebih dari setengah populasi dunia.

Dalam 100 gram beras terkandung energi sekitar 1.527 kJ, 80 gram karbohidrat, serta beragam vitamin dan mineral penting seperti vitamin B kompleks, kalsium, magnesium, hingga zinc.

Tak heran, beras menjadi pilihan utama masyarakat. Namun konsumsi nasi putih berlebih justru dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Penelitian menunjukkan mereka yang makan nasi putih lebih dari lima kali seminggu berisiko 17 persen lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Kabar baiknya, ada banyak pilihan sumber karbohidrat selain nasi putih. Beberapa di antaranya bahkan sudah menjadi tradisi lama di berbagai daerah, atau populer sebagai tren makanan sehat di luar negeri.

Berikut pilihannya:

1. Kongbap (multi grain rice)

Di Korea Selatan, masyarakat mengatasi mahalnya beras dengan mencampurkannya bersama biji-bijian dan kacang-kacangan. Hasilnya adalah kongbap, nasi multigrain yang tak hanya mengenyangkan, tetapi juga kaya gizi.

Campurannya bisa bervariasi. Mulai dari beras cokelat, kacang merah, kacang hitam, jagung, millet, barley, hingga sorgum. Kandungan serat dan antioksidannya membuat kongbap lebih ramah untuk kadar gula darah dibanding nasi putih biasa.

2. Nasi campur jagung

Nasi campur jagung sudah lama dikenal di Jawa Timur, Madura, hingga Bali. Campuran beras putih dan jagung pipil kering yang ditumbuk menghasilkan nasi bertekstur agak kasar dengan rasa gurih-manis.

Karena ada campuran beras, nasi ini tetap memiliki tekstur pulen, tetapi lebih hemat beras dan menambah kandungan serat serta nutrisi dari jagung.

3. Nasi jagung murni (tanpa campuran beras)

Berbeda dengan nasi campur jagung, nasi jagung murni hanya menggunakan jagung pipil kering yang ditumbuk halus. Hidangan ini juga dikenal dengan sebutan empok atau balabinde di beberapa daerah.

Teksturnya lebih kasar dan padat dibanding nasi putih, dengan rasa gurih-manis yang khas. Biasanya disajikan dengan lauk sederhana seperti ikan asin, urap, sayur lodeh, atau sambal terasi.

Dari sisi nutrisi, nasi jagung murni kaya karbohidrat kompleks, vitamin B kompleks, folat, zinc, serta antioksidan. Indeks glikemiknya lebih rendah daripada nasi putih, sehingga lebih ramah untuk penderita diabetes atau orang yang sedang diet.

4. Nasi campur pisang

Alternatif unik lain adalah mencampur beras dengan pisang yang dipotong kecil-kecil. Pisang memberikan rasa manis alami sekaligus menambah serat, vitamin, dan mineral yang baik untuk pencernaan.

Dengan mencoba berbagai alternatif nasi, Anda bukan hanya menyiasati harga beras yang melambung, tetapi juga memberi tubuh variasi gizi yang lebih kaya. Saat beras semakin sulit didapat, mungkin inilah waktunya meja makan Indonesia kembali merangkul pangan lokal yang selama ini terlupakan.

(tis/tis)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK