Psikolog Jelaskan Alasan Paparan Berita Buruk Picu Stres dan Kelelahan
Beberapa waktu terakhir, layar gawai penuh dengan berita mengenai demonstrasi yang berujung ricuh, hingga sikap pemerintah yang dinilai lamban dan tidak jelas. Suasana mencekam itu dengan cepat menyebar lewat media sosial dan pemberitaan daring, membuat masyarakat seperti tak henti disuguhi informasi negatif.
Meski penting untuk tetap mengikuti perkembangan, terlalu sering terpapar berita buruk bisa menjadi bumerang bagi kesehatan mental. Rasa cemas, gelisah, hingga kelelahan emosional juga bisa muncul tanpa disadari.
Psikolog Tabula Rasa, Arnold Lukito, menjelaskan bahwa penelitian di bidang psikologi telah membuktikan dampak signifikan dari paparan informasi negatif secara terus-menerus.
"Penelitian di bidang psikologi memang menunjukkan bahwa terlalu sering terpapar berita buruk atau suasana mencekam bisa memengaruhi kesehatan mental secara signifikan," kata Arnold saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (2/9).
Dia pun merinci alasan paparan berita negatif bisa memicu kecemasan, yakni sebagai berikut:
1. Kecemasan dan rasa takut berlebihan
Berita tentang kerusuhan atau konflik membuat otak masuk ke mode waspada atau fight or flight.
"Akibatnya, seseorang mudah merasa gelisah, khawatir, atau takut pada hal-hal yang sebenarnya belum tentu terjadi," kata Arnold.
2. Stres kronis dan kelelahan mental
Menurut Arnold, tubuh yang terus-menerus menerima informasi mencekam akan memproduksi hormon stres (kortisol) dalam jumlah tinggi. Kondisi ini memengaruhi kualitas tidur, konsentrasi, hingga menurunkan daya tahan tubuh.
"Jika berlangsung lama, stres kronis bisa mengganggu keseimbangan emosional seseorang," jelasnya.
3. Mood negatif dan rasa putus asa
Ketika tiap hari disuguhi kabar buruk, orang bisa merasa dunia tidak lagi aman. Dalam psikologi, hal ini dikenal dengan istilah learned helplessness, perasaan tidak berdaya karena menganggap situasi di luar kendali. Inilah yang membuat sebagian orang jadi mudah marah, sedih berkepanjangan, bahkan putus asa.
4. Gangguan perilaku sehari-hari
Dampak lain yang kerap terjadi adalah sulit tidur, menarik diri dari pergaulan, atau justru terjebak dalam perilaku terus-menerus mengecek berita meski hal itu hanya menambah stres. Lingkaran ini membuat individu semakin sulit lepas dari tekanan mental.
"Berita memang penting, tetapi memberi waktu istirahat pada diri sendiri juga tak kalah penting. Saring informasi yang Anda baca, batasi waktunya, dan jangan ragu mencari hal-hal positif sebagai penyeimbang," ujarnya.
(tis/tis)