Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang wisatawan Korea Selatan terbang naik paralayang di atas Gunung Bromo.
Mengutip detikjatim, peristiwa itu sebenarnya terjadi sekitar dua bulan lalu. Kala itu, turis sengaja membawa parasut paralayang dan mendarat di laut pasir sekitar Gunung Bathok.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu saya di lokasi. Saya sempat mengira orang Indonesia. Ternyata turis asal Korea Selatan," ujar seorang guide di Bromo, Efendy, Jumat (12/9).
Dalam video tersebut, wisatawan tampak menggunakan parasut berwarna oranye, diterbangkan bersama paraglider mengenakan pakaian dan helm berwarna putih.
Paralayang diterbangkan ke arah Gunung Bathok yang lokasinya berada di sebelah Gunung Bromo, yang berada di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Aktivitas wisatawan Korea yang terbang naik paralayang di atas Gunung Bromo pun mengundang ketertarikan orang yang kebetulan ada di lokasi. Beberapa orang mengabadikan momen tersebut dan mengunggahnya di media sosial hingga viral.
![]() |
Pihak TNBTS buka suara soal viralnya video tersebut. TNBTS menyayangkan penerbangan paralayang. Pasalnya, paralayang adalah aktivitas yang dilarang dilakukan di kawasan Gunung Bromo.
"Kami tidak mengizinkan, apalagi kawasan Bromo adalah wilayah yang sakral bagi masyarakat Tengger," ujar Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani.
Namun, Septi membantah pihaknya telah kebobolan dalam kasus ini. Ia melihat temuan ini sebagai bentuk pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di kawasan konservasi TNBTS.
"Aktivitas paralayang ini bukan bagian dari kegiatan resmi atau terdaftar, dan dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan petugas," ujar Septi.
Dalam aturan yang ada, setiap pengunjung yang akan melakukan aktivitas khusus di kawasan TNBTS harus melakukan proses perizinan sesuai prosedur. Paralayang, lanjut Septi, tak termasuk dalam kategori aktivitas khusus tersebut.
"Jadi kami tidak melihat ini sebagai kebobolan, melainkan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di kawasan konservasi TNBTS," ujar Septi.
(asr/asr)