Air merupakan kebutuhan utama tubuh yang tidak bisa ditawar. Namun, kualitas air minum sering kali luput dari perhatian, bahkan tak sedikit yang minum air mentah atau tanpa disterilisasi.
Padahal, mengonsumsi air yang tidak matang dapat membawa risiko kesehatan serius karena kemungkinan masih mengandung bakteri, virus, atau zat berbahaya.
Dokter gizi Johanes Chandrawinata menyebut bukan cuma matang, air minum harus steril agar terhindar dari berbagai bakteri dan virus berbahaya. Air kata dia dapat disterilkan dengan berbagai cara, mulai dari dididihkan, destilasi, hingga menggunakan filtrasi dan radiasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air ledeng dan air permukaan di Indonesia tentunya harus dididihkan terlebih dahulu sebelum diminum karena belum terjamin bebas bakteri kontaminan," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Senin (22/9).
Dalam kesempatan itu, dia juga menjelaskan bahwa kekurangan asupan air juga bisa berdampak langsung pada kesehatan. Dehidrasi ringan saja dapat menyebabkan gangguan kognitif ringan, terutama pada anak-anak.
Temuan dari Journal of the American Nutrition Association (2023) mencatat sekitar 22 persen anak di Indonesia mengalami dehidrasi.
Sementara studi The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) menyebut hampir separuh siswa sekolah mengalami dehidrasi ringan akibat kurang minum sebelum dan saat beraktivitas di sekolah.
Makanya, ketersediaan air minum berkualitas di rumah berperan besar hingga 80 persen dalam menentukan kecukupan konsumsi air anak. Jika akses air matang atau air minum yang layak terjaga, risiko dehidrasi dapat ditekan, sehingga kesehatan fisik dan kemampuan kognitif anak juga lebih optimal.
Kata Johannes, salah satu syarat utama air minum berkualitas adalah telah melalui proses pemasakan. Dengan dididihkan hingga suhu tinggi, mikroorganisme berbahaya dapat dimusnahkan, menjadikan air aman untuk diminum.
"Proses ini sederhana namun sangat krusial bagi keluarga, terutama di negara seperti Indonesia yang masih menghadapi tantangan kualitas air bersih," katanya.
Head of Marketing Amidis, Astrid Adelaide Siregar menambahkan bahwa proses pemurnian modern kini mampu memastikan air benar-benar aman dikonsumsi.
"Air yang dimasak dengan teknologi distilasi dipanaskan hingga lebih dari 110 derajat Celcius, menghasilkan uap yang murni, kemudian dikondensasikan kembali menjadi air. Hasilnya adalah air dengan tingkat kemurnian tinggi, bebas dari kontaminan kimia maupun mikroorganisme," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Lebih jauh, pilihan air minum dalam kemasan juga menjadi salah satu strategi untuk memenuhi kebutuhan hidrasi keluarga. Data Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 menunjukkan lebih dari 40 persen rumah tangga di Indonesia memilih air kemasan bermerek atau isi ulang sebagai sumber air minum utama mereka.
"Mau minum air dengan memasak sendiri atau memilih air dalam kemasan, prinsip utamanya tetap sama. Pastikan air yang diminum aman, bersih, dan sehat. Sebab, air matang bukan hanya sekadar pelepas dahaga, melainkan juga kunci penting untuk menjaga kesehatan tubuh serta mendukung tumbuh kembang anak," kata Johannes.
(tis/tis)