Skip Makan Tidak Bikin Kurus, Justru Bisa Picu Penyakit Ini

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2025 10:00 WIB
Skip makan bisa picu stres, lemas, hingga gangguan pencernaan. Kenali bahaya yang mengintai tubuh Anda.
Ilustrasi. Skip makan bukan bikin kurus, justru malah bikin risiko kesehatan serius. (iStockphoto/TeoLazarev)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Melewatkan waktu makan sering dianggap hal biasa, entah karena sibuk, lupa, atau sengaja dilakukan untuk alasan diet. Namun, para ahli gizi menekankan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.

Christy Harrison seorang ahli gizi, menegaskan, "Tidak ada manfaat yang nyata dari kebiasaan melewatkan makan. Sebaliknya, risikonya justru berbahaya bagi tubuh."

Berikut beberapa risiko serius yang muncul ketika Anda terlalu sering skip makan, melansir Eating Well:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Memicu kecemasan dan stres

Saat tubuh terlalu lama tidak mendapat asupan makanan, kadar gula darah akan menurun. Kondisi ini memicu pelepasan hormon kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres.

Peningkatan kortisol bukan hanya membuat tubuh merasa tegang, tetapi juga bisa mengganggu suasana hati. Anda jadi mudah cemas, gelisah, bahkan lebih rentan mengalami depresi.

Studi juga menunjukkan, melewatkan sarapan berhubungan dengan risiko lebih tinggi terhadap depresi dan kecemasan, terutama pada remaja. Jadi, skip makan tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga kesehatan mental Anda.

2. Energi tubuh dan konsentrasi menurun

Otak kita bekerja dengan glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika Anda melewatkan makan, suplai glukosa berkurang drastis sehingga otak kesulitan bekerja optimal.

Akibatnya, Anda akan merasa lemas, sulit fokus, dan mudah kehabisan tenaga. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga bisa menurunkan produktivitas, membuat pekerjaan terbengkalai, hingga memengaruhi kualitas interaksi sehari-hari.

Jangan heran jika Anda jadi cepat "hangry" alias lapar sekaligus marah ketika melewatkan jam makan.

3. Sinyal lapar dan kenyang jadi berantakan

Tubuh memiliki mekanisme alami berupa hormon leptin dan ghrelin yang mengatur kapan Anda merasa kenyang dan lapar. Namun, saat Anda terus-menerus menahan lapar atau melewatkan waktu makan, mekanisme ini bisa terganggu.

Akibatnya, Anda bisa kehilangan kepekaan terhadap rasa kenyang, sehingga tanpa sadar jadi makan berlebihan. Di sisi lain, Anda juga bisa menjadi tidak peka terhadap rasa lapar yang sehat, dan itu bisa menimbulkan pola makan tidak teratur dalam jangka panjang.

4. Dorongan makan berlebihan

Ketika kadar gula darah terlalu rendah, tubuh cenderung mencari energi cepat dari makanan tinggi gula atau karbohidrat sederhana. Hal ini membuat Anda lebih mudah tergoda pada camilan manis atau makanan cepat saji.

Lebih buruk lagi, dorongan makan yang tidak terkendali ini sering berakhir pada binge eating atau makan berlebihan dalam satu waktu. Alih-alih menurunkan berat badan, kebiasaan skip makan justru bisa berbalik arah dengan meningkatkan asupan kalori secara berlebihan.

5. Risiko berat badan naik dan sindrom metabolik

Banyak orang mengira melewatkan makan bisa membantu menurunkan berat badan. Padahal, berbagai penelitian menunjukkan hal sebaliknya. Skip makan, khususnya sarapan, berhubungan dengan risiko obesitas lebih tinggi.

Pola makan tidak teratur juga berkaitan dengan sindrom metabolik, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kadar kolesterol buruk, peningkatan gula darah, hingga penumpukan lemak di perut. Kondisi ini bisa menjadi pintu masuk berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

6. Kekurangan nutrisi penting

Setiap kali Anda melewatkan makan, tubuh kehilangan kesempatan mendapatkan asupan gizi penting seperti vitamin, mineral, protein, maupun serat. Jika kebiasaan ini berulang, risiko defisiensi gizi akan meningkat.

Lebih buruk lagi, ketika akhirnya Anda tergoda makanan manis atau karbohidrat sederhana, tubuh hanya mendapat energi instan tanpa nutrisi lengkap. Akibatnya, kesehatan tulang, metabolisme, hingga daya tahan tubuh bisa terganggu.

7. Gangguan pada pencernaan

Tidak makan sesuai jadwal bisa membuat sistem pencernaan bekerja tidak stabil. Anda bisa mengalami mual, sakit perut, hingga diare. Di sisi lain, sebagian orang justru bisa mengalami sembelit karena pola makan tidak teratur.

Bila pola ini berlanjut dengan binge eating setelah skip makan, beban pada sistem pencernaan akan semakin berat. Alhasil, perut terasa begah, tidak nyaman, dan siklus buang air besar menjadi kacau.

8. Risiko gangguan makan

Dalam jangka panjang, kebiasaan melewatkan makan dapat memengaruhi pola pikir terhadap makanan. Menurut Harrison, orang yang sering skip makan lebih rentan mengalami gangguan makan serius, seperti anoreksia atau bulimia.

Pola ini berbahaya karena bukan hanya merusak tubuh, tetapi juga menghancurkan kesehatan mental dan kualitas hidup seseorang. Pada tahap tertentu, gangguan makan bahkan bisa mengancam nyawa.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER