Di tengah lautan Karibia yang biru, tersembunyi sebuah bandara yang menjadi legenda penerbangan: Juancho E. Yrausquin Airport dengan kode SAB.
Berlokasi di Pulau Saba, bagian dari Karibia Belanda (BES Islands), bandara ini berada di ketinggian 57 meter di atas permukaan laut, dikelilingi tebing curam dan ombak Atlantik yang ganas.
Saba, pulau vulkanik seluas hanya 13 kilometer persegi, adalah salah satu permata tersembunyi Hindia Barat, dihuni sekitar 2.000 jiwa yang bergantung pada bandara ini sebagai gerbang utama ke dunia luar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah bandara ini dimulai pada 1950-an, ketika sukarelawan lokal membangun landasan pacu sederhana untuk mengatasi isolasi pulau. Resmi dibuka pada 4 September 1963, bandara ini dinamai Juancho E. Yrausquin, mantan Menteri Pekerjaan Umum Aruba yang mendukung proyek tersebut.
Awalnya, landasan pacu bandara sepanjang 400 meter, dibuat dari aspal sederhana hingga jadi hal yang menantang bahkan bagi pilot berpengalaman sekalipun. Landasan pacu 400 meter di bandara itu hanya sepertiga dari landasan bandara biasa.
Keunikan utama SAB adalah landasan pacunya yang tercatat sebagai yang terpendek untuk penerbangan komersial di dunia, hanya 400 meter (1.312 kaki). Terletak di tepi tebing, dengan jurang di satu ujung dan lereng gunung di ujung lain, mendarat di sini seperti atraksi ekstrem.
Pilot harus menukik tajam dari atas awan, memanfaatkan angin pantai untuk mendarat tepat waktu. Cuaca buruk sering membatalkan penerbangan, dan operasional dibatasi dari pukul 07.00 hingga 19.00 waktu setempat. Hanya pesawat kecil seperti DHC-6 Twin Otter dan Cessna 402 yang diizinkan, dengan kapasitas maksimal 19 penumpang.
Informasi penerbangan pun minim: Winair mendominasi rute, menghubungkan SAB ke Princess Juliana International Airport (SXM) di Sint Maarten (20 menit terbang) dan Vance W. Amory di St. Kitts (SKB).
Hanya 3-4 penerbangan harian, dengan tiket sekitar US$100-150 pulang-pergi. Pilot wajib sertifikasi khusus, dan penumpang sering merasakan adrenalin saat pesawat "meluncur" ke landasan.
Bagi wisatawan, SAB menawarkan pengalaman tak terlupakan: pemandangan Gunung Scenery (gunung tertinggi Kerajaan Belanda) dan terumbu karang Saba yang UNESCO-kinclong. Alternatif akses adalah feri dari Sint Maarten, tapi penerbangan tetap jadi pilihan utama bagi petualang.
Meski disebut "bandara paling menakutkan", statistik keselamatan sempurna sejak 1963, membuktikan keahlian manusia mengalahkan alam. SAB bukan sekadar bandara, ia adalah simbol ketangguhan Saba, mengundang Anda untuk mendarat di surga kecil yang penuh kejutan.
(wiw)