Toko-toko Suvenir di Destinasi Ini Dilarang Pajang Suvenir Tak Senonoh

CNN Indonesia
Minggu, 12 Okt 2025 13:12 WIB
Sebuah destinasi wisata di Eropa kembali memperketat aturan terhadap penjualan suvenir. iStockphoto/fuzznails
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebuah destinasi wisata di Eropa kembali memperketat aturan terhadap penjualan suvenir yang dianggap ofensif atau tidak senonoh.

Seperti dilansir Time Out, pihak berwenang di Benidorm, Spanyol, melarang penempatan barang-barang yang dapat "melukai sensitivitas moral masyarakat" di etalase toko suvenir.

Pariwisata memiliki dampak beragam bagi kota-kota di seluruh dunia. Di satu sisi, pariwisata mendongkrak ekonomi lokal dengan mendatangkan pendapatan bagi restoran, kafe, hotel, dan memungkinkan komunitas setempat berbagi budaya serta warisan mereka dengan pengunjung.

Namun, di sisi lain, lonjakan wisatawan yang berlebihan justru menjadi masalah. Desa kecil seperti Zaanse Schans di Belanda, misalnya, berencana memungut biaya masuk untuk mengurangi jumlah pengunjung. Overtourism juga memicu kelangkaan perumahan dan gangguan lain bagi warga lokal.

Spanyol menjadi salah satu negara yang paling terdampak overtourism. Berbagai langkah pun ditempuh untuk mengutamakan kebutuhan masyarakat setempat, dengan upaya terbaru datang dari Benidorm.

Larangan Kaos Tak Sopan: Benidorm Menyusul Barcelona

Tahun lalu, Barcelona melarang penjualan produk wisata yang dianggap ofensif, seperti kaos bertema penis, handuk teh dengan pesan seksis atau homofobik, serta gambar atau teks yang tidak ramah keluarga.

Kini, Benidorm mengikuti langkah serupa dengan memperketat larangan yang sudah ada terhadap produk-produk yang "dapat melukai sensitivitas moral masyarakat."

Kepala Bidang Perdagangan Benidorm, Javier Jordá, menyatakan bahwa dewan kota ingin memastikan anak-anak atau kelompok rentan tidak terpapar pesan ofensif di ruang publik.

Benidorm, yang sangat populer di kalangan wisatawan Inggris, memiliki kawasan "Guiri Zone" yang dipenuhi toko-toko menjual barang-barang dengan pesan tak pantas.

Produk-produk "seksi" ini masih boleh dijual, sehingga acara-acara seperti pesta lajang tidak perlu khawatir. Namun, pengecer yang memajang barang-barang tersebut di luar toko atau etalase bisa menghadapi denda hingga 3.000 euro atau sekitar Rp49 juta.

Overtourism di Spanyol

Bukan hanya suvenir ofensif yang dikeluhkan warga lokal. Jumlah wisatawan yang membanjiri destinasi populer di Spanyol telah sulit dikendalikan. Salah satu isu utama adalah perumahan. Semakin banyak rumah yang beralih fungsi menjadi penyewaan libur jangka pendek, semakin sedikit pula tempat tinggal bagi warga lokal.

Di Malaga, warga bahkan menulis surat terbuka meminta investor properti meninggalkan kota. Pemerintah Spanyol juga telah menerapkan regulasi ketat terhadap penyewaan liburan, menyebabkan 65.000 properti ditarik dari pasar awal tahun ini, diikuti 53.000 properti lainnya pada bulan lalu.

(wiw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK