Kidulting, Saat Mata Orang Dewasa Berbinar-binar Lihat Mainan Anak

CNN Indonesia
Minggu, 12 Okt 2025 14:33 WIB
Mainan seperti boneka kini tak lagi hanya jadi milik anak-anak, tapi juga orang dewasa. Hal ini menggambarkan tren 'kidulting' di tengah orang dewasa.
Ilustrasi. Kidulting tengah menjadi tren di antara orang dewasa saat ini. (iStockphoto/Greggory DiSalvo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mainan seperti boneka kini tak lagi hanya jadi milik anak-anak, tapi juga orang dewasa. Siapa sangka jika di zaman kiwari banyak orang dewasa yang justru berburu mainan anak?

Gambaran ini terjadi di tengah maraknya fenomena 'kidulting'. Yang disebut terakhir pada dasarnya merujuk pada ketertarikan orang dewasa pada hal-hal yang bersifat kekanak-kanakan, seperti halnya mainan anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya adalah nostalgia. Mengenang kembali hal-hal yang menyenangkan semasa kecil nyatanya memberikan manfaat untuk kesejahteraan mental.

Mengutip NDTV, kidulting membangkitkan nostalgia yang terasa positif dan menyenangkan. Kidulting juga sekaligus menawarkan pelepasan kreatif dari permainan yang bebas.

Hanya saja, konsep kidulting sebenarnya bukan hal baru. Kidulting terus menjadi tren di tengah orang dewasa yang boleh jadi merindukan keceriaan di masa kecil.

"Dalam praktiknya, kidulting adalah kembalinya aktivitas masa kecil yang sederhana dan menyenangkan. Keakraban dengan aktivitas ini sering kali menjadi momen yang tepat untuk bersantai," ujar psikolog klinis Carla Marie Manly.

Popularitas aktivitas nostalgik yang mengingatkan akan masa kanak-kanak mulai populer sejak pandemi Covid-19. Sejak saat itu hingga sekarang, 'kidulting' telah menarik minat semakin banyak orang dewasa.

Sejak pandemi Covid-19, emosi negatif seperti stres, kesedihan, dan kemarahan telah mencapai rekor tertinggi. Saat dunia sedang suram, maka 'kidulting' sebenarnya bisa jadi cara untuk mengalihkan perhatian.

Hal itulah yang kini membuat kidulting menjadi sangat populer. Tak ada informasi yang perlu diserap, tidak ada aturan yang harus diikuti, dan tidak ada tujuan yang harus dicapai. Kidulting menyenangkan dan sama sekali tidak menegangkan.

Menyumbang lonjakan bisnis mainan

Suasana Pasar Asemka, Jakarta Barat, 24 Januari 2021. Pasar ini selalu menjadi incaran para orangtua jika ingin berburu mainan anak dengan beragam model dan harga yang terjangkau. Lokasinya, tak jauh dari kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)Ilustrasi. Kidulting membuat orang dewasa kini kembali keranjingan mainan anak. (CNN Indonesia/ Adi Ibrahim)

Sebuah survei tahun 2021 terhadap sekitar 2 ribu orang dewasa di Amerika Serikat yang membeli mainan anak menemukan, 58 persen dari mereka membeli mainan tersebut untuk diri sendiri. Hal ini pun mendorong merek-merek mainan global untuk meluncurkan produk inovatif yang menyasar konsumen dewasa.

Salah satu contoh terkini adalah merek mainan Build A Bear Workshop yang sedang mengalami lonjakan. Berdasarkan laporan CNN, pendapatan perusahaan mainan ini tumbuh 11 persen pada kuartal kedua. Hal ini sangat kontras dengan tahun-tahun yang tidak menguntungkan sebelum 2012.

Build A Bear memperluas basis pelanggannya. Tidak lagi hanya anak-anak, tapi juga memanfaatkan apa yang disebut sebagai 'nostalgic economy'.

Build A Bear memiliki perjanjian lisensi dengan merek-merek nostalgik bagi generasi milenial seperti Hello Kitty, Pokemon, dan Harry Poter.

CEO Build A Bear Sharon Price John mengatakan, orang dewasa kini menyumbang 40 persen dari pendapatan perusahaan.

"Kidulting adalah orang dewasa yang ingin menjadi anak-anak, dan mereka membeli barang-barang yang mereka sukai saat kecil. Jadi, kami memanfaatkannya dengan lisensi-lisensi menarik yang mengingatkan pada masa kecil," ujar John.

Analis ritel GlobalData Neil Sanders mengatakan, lewat tren kidulting, banyak orang dewasa yang ingin memperlihatkan mainan masa kecilnya kepada anak-anaknya saat ini.

"Jadi, mereka [orang dewasa] ingin memperkenalkan anak-anak mereka pada permainan [masa kecil] itu. Itu adalah kenangan yang mereka miliki dan sukai, dan mereka ingin menciptakannya kembali untuk generasi mendatang," ujar Sanders.

Dengan kata lain, tren 'kidulting' juga berfokus pada nilai. Orang dewasa mencoba mengenang sesuatu di masa kecilnya, dan memperkenalkan 'nilai' yang sama untuk generasi penerusnya.

"Orang-orang memikirkan apa yang mewakili nilai, dan Build A Bear memiliki proposisi yang benar-benar berpusat pada nilai," ujar Saunders.

(asr/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER