Mi instan sering menjadi "penyelamat" saat lapar melanda di tengah malam atau ketika waktu makan terlalu mepet. Rasanya yang gurih, penyajiannya yang cepat, serta harganya yang ramah di kantong membuat mi instan punya banyak penggemar.
Namun, di balik kepraktisannya, mi instan kerap dicap tidak sehat karena kandungan kalori dan natriumnya yang tinggi. Dalam satu bungkus mi instan, kadar natrium bisa mencapai lebih dari 800 mg.
Jika dikonsumsi berlebihan, natrium dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir. Dengan beberapa modifikasi sederhana, mi instan favorit Anda bisa menjadi lebih bergizi tanpa kehilangan cita rasanya.
Berikut lima cara membuat mi instan lebih sehat yang dirangkum dari berbagai sumber:
Menambahkan sayuran segar adalah langkah mudah untuk membuat mi instan lebih sehat. Sayuran kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik untuk tubuh.
Jika biasanya mi instan di warung hanya diberi sedikit potongan sawi hijau, Anda bisa menambah lebih banyak sayuran saat memasak di rumah. Pilihannya beragam, mulai dari wortel, seledri, daun bawang, kacang kapri, kubis, hingga sawi.
Rebus terlebih dahulu sayuran yang agak keras hingga setengah matang, lalu masukkan mi instan untuk dimasak bersama.
![]() |
Sebungkus mi instan tidak memiliki kandungan protein yang cukup. Agar lebih bergizi, tambahkan sumber protein seperti telur, tahu, udang matang, atau potongan ayam.
Protein berperan penting dalam memperbaiki sel tubuh dan menjaga kesehatan otot. Selain itu, tambahan protein membuat Anda kenyang lebih lama sehingga tidak cepat lapar setelah makan.
Kandungan natrium dalam bumbu mi instan cukup tinggi. Jika seluruh bumbu digunakan, asupan garam harian bisa berlebih. Sebaiknya, kurangi penggunaan bumbu instan dan ganti sebagian dengan rempah segar atau bubuk rempah yang tersedia di rumah, seperti bubuk bawang putih, kari, jahe kering, atau cabai bubuk.
Menurut Eating Well, Anda juga bisa menambahkan daun ketumbar, daun bawang, atau peterseli segar agar aroma dan rasanya lebih segar. Untuk variasi, tambahkan sedikit minyak wijen panggang atau santan kemasan untuk memperkaya cita rasa tanpa menambah garam.
Untuk menjaga kesehatan pencernaan, Anda bisa menyajikan mi instan bersama makanan kaya probiotik, seperti kimchi.
Kimchi adalah makanan fermentasi khas Korea yang mengandung bakteri baik bagi usus. Probiotik membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain menambah manfaat kesehatan, rasa asam pedas kimchi juga membuat mi instan jadi lebih nikmat dan unik.
Teknik memasak juga berpengaruh pada nilai kesehatan mi instan, terutama jika Anda menyantapnya dengan kuah. Biasanya, mi direbus dan langsung disajikan dengan air rebusannya.
Padahal, menurut Fact-based Health, mi instan dilapisi oleh zat pelindung seperti lilin pengawet yang bisa ikut larut dalam air rebusan. Sebaiknya, rebus mi hingga matang, tiriskan, lalu buang air rebusannya.
Setelah itu, gunakan air panas baru untuk membuat kuah. Cara ini membantu mengurangi zat yang tidak diinginkan dan membuat mi instan lebih aman dikonsumsi.
Dengan melakukan lima langkah sederhana di atas, Anda bisa menikmati mi instan dengan cara yang lebih sehat tanpa kehilangan cita rasa dan kepraktisannya. Selamat mencoba.
(rea/tis)