Suara Para Turis yang Kecewa Museum Louvre Tutup Akibat Perampokan
Museum Louvre tetap menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Paris, Prancis, meski baru-baru ini terjadi perampokan di museum tersebut.
Para pengunjung tampak menekan gerbang besi Museum Louvre pada hari Senin (20/10), mengintip melalui jeruji yang terkunci, ingin mengetahui apakah mereka bisa berkunjung. Perampokan permata tak ternilai terjadi di Museum Louvre pada Minggu (19/10) siang waktu setempat.
Para calon pengunjung tetap mengantre di luar museum terpopuler di dunia itu, karena jadwal buka pukul 09.00 waktu setempat, tepat sehari setelah insiden perampokan di Museum Louvre.
Namun, suasana berubah menjadi kecewa ketika museum mengumumkan akan tetap tutup untuk hari kedua berturut-turut.
"Ini ulang tahun saya, ini adalah hadiah saya, dan saya sudah ingin datang selama beberapa tahun, jadi saya sedikit kesal," kata Elisa Valentino (31), seorang pengunjung dari Italia, seperti dilansir AFP.
"Saya belajar seni... Ini bahkan satu-satunya hal yang saya rencanakan selama tinggal di Paris, dan saya akan pergi besok," katanya sambil menyeka air mata.
Wisatawan Amerika Serikat (AS) Jesslyn Ehlers (38) dan suaminya, yang masih berada di luar gerbang tertutup, sibuk memesan ulang tiket mereka.
"Kami mendengar tentang perampokan itu sehari sebelumnya, jadi kami mengecek online sebelum datang dan tidak mendengar apa-apa," ujar Ehlers. "Kami sangat antusias untuk datang," tambahnya.
Namun, setibanya di lokasi, mereka mendapati tanda bahwa museum akan tetap tutup untuk hari kedua. "Kami hanya merasa kecewa. Kami sudah merencanakan ini untuk waktu yang sangat lama," tuturnya.
Louvre menyatakan bahwa mereka yang telah memesan kunjungan untuk hari yang sama akan mendapatkan pengembalian dana.
"Kami akan mendapat pengembalian dana tetapi bukan itu intinya," kata Adam Cooke (65), yang melakukan perjalanan dari London bersama istrinya, Rachel. Dengan jadwal kepulangan mereka pada hari Selasa (21/10), pasangan itu akan melewatkan kesempatan mengunjungi museum yang koleksi ekstensifnya termasuk Mona Lisa.
Louvre, bersama Menara Eiffel, termasuk atraksi yang wajib dikunjungi di ibu kota Prancis, menarik hampir sembilan juta pengunjung tahun lalu, menjadikannya museum paling banyak dikunjungi di dunia.
Para turis mengaku terkejut setelah para pencuri bertopeng berhasil membawa kabur delapan benda tak ternilai harganya dari Museum Louvre, termasuk kalung berlian dan zamrud yang diberikan Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise.
Para perampok menjatuhkan dan merusak benda kesembilan, mahkota Permaisuri Eugénie, istri Napoleon III, saat mereka melarikan diri.
"Sungguh luar biasa bahwa perampokan itu terjadi di siang bolong. Maksud saya, itu jelas sangat disayangkan... sangat memalukan," kata Cooke, turis Inggris berusia 65 tahun itu.
Ia mengetahui dari situs berita bagaimana para pencuri memarkir tangga ekstensi seperti yang digunakan petugas pindahan di bawah Galeri Apollo, tempat mereka menggunakan peralatan potong untuk masuk melalui jendela dan membuka kotak pajangan, semuanya hanya dalam tujuh menit.
Bagi Sissi Liu (39), yang berkunjung dari China bersama suami dan putra kecilnya, pencurian itu adalah "hal yang tak terbayangkan". "Ini kejutan besar bahwa seseorang bisa masuk ke sana dan mencuri sesuatu," katanya, seperti dikutip AFP.
Andreea Dumitras (17) dari Moldova, yang datang ke Paris bersama teman dan keluarganya, mengatakan dia tidak terkejut museum tetap tutup setelah pencurian yang berani itu. "Yang paling membuat frustrasi adalah keamanan di Louvre sangat lemah," ujarnya.
Dengan jadwal kepulangannya pada hari Kamis (23/10), gadis 17 tahun itu berharap bisa masuk pada hari Rabu (22/10), jika museum dibuka kembali tepat waktu. Namun, ia tidak optimis. "Seseorang dari keamanan memberi tahu saya bahwa bahkan tidak pasti museum akan dibuka kembali pada saat itu," ucap dia.
(wiw)