Dua negara di kawasan Asia Tenggara, yaitu Timor-Leste dan Kamboja, menempati peringkat tinggi dalam Indeks Keterbukaan Henley 2025 terkait kebijakan visa.
Kedua negara ini termasuk yang paling terbuka di dunia, memberikan akses masuk bebas visa kepada warga dari ratusan negara dan teritori lainnya.
Menurut indeks yang dirilis bulan ini, yang mengukur 199 negara dan teritori di seluruh dunia berdasarkan jumlah kebangsaan yang diizinkan masuk tanpa visa sebelumnya, Timor-Leste menduduki peringkat pertama bersama 10 negara lainnya (total 11 negara) untuk keterbukaan perbatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dilansir VN Express, Timor-Leste adalah satu-satunya perwakilan Asia Tenggara di puncak daftar ini karena menawarkan pemberlakuan bebas visa bagi warga dari 198 negara dan teritori.
Kemudian, Kamboja berbagi posisi kedua dengan Dominica, Guinea-Bissau, Maladewa, dan Madagaskar, dengan memberikan pembebasan visa bagi warga dari 197 negara dan teritori.
Meskipun menempati peringkat tinggi dalam keterbukaan pariwisata atau seberapa mudah orang asing bisa masuk ke negara tersebut, Timor-Leste dan Kamboja justru berada di peringkat rendah dalam peringkat global mengenai kekuatan paspor atau seberapa mudah warga negara mereka bisa bepergian ke luar negeri tanpa visa.
Paspor Timor-Leste hanya berada di peringkat ke-56 terkuat di dunia, memungkinkan warganya mengakses 94 dari 227 negara atau destinasi di dunia secara bebas visa.
Sementara itu, Paspor Kamboja sendiri menduduki peringkat ke-92, karena hanya memberikan akses bebas visa ke 50 negara atau destinasi di dunia.
Timor-Leste dan Kamboja sangat menarik bagi wisatawan mancanegara karena kebijakan visa mereka yang sangat longgar, namun warga negaranya masih menghadapi keterbatasan dalam perjalanan bebas visa ke luar negeri.
(wiw)