Direktur Louvre Laurence des Cars menyatakan perampokan permata berharga yang terjadi disebabkan kurangnya pengawasan CCTV di luar museum. Hal itu ia sampaikan saat diinterogasi senator pada Rabu (22/10).
Ia mengatakan semua alarm berfungsi saat pencurian terjadi, tetapi jangkauan kamera CCTV tidak cukup untuk mencakup titik masuk pencuri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Satu-satunya kamera yang dipasang diarahkan ke barat. Oleh karena itu, tidak mencakup balkon yang dibobol," kata des Cars seperti diberitakan AFP, Rabu (22/10).
Des Cars mengungkapkan pengawasan terhadap dinding luar museum hanya menggunakan beberapa kamera tua yang ia kini akui sangat tidak memadai.
Pengakuan itu menjadi pernyataan des Cars untuk pertama kalinya di hadapan publik sejak pencurian permata senilai 88 juta euro atau setara Rp1,6 triliun (1 euro=Rp19.280) dalam tujuh menit pada Minggu (19/10).
"Walau kami telah berusaha keras dan bekerja keras, kami gagal," ucapnya.
Para pencuri pada Minggu (19/10) memanjat tangga dari truk pengangkat furnitur curian, seperti yang digunakan para tukang pindahan, dan menggunakan peralatan pemotong untuk masuk melalui jendela ke galeri.
Des Cars menduga pencuri berhasil memecahkan lubang-lubang kecil di "lemari perhiasan mewah" yang menyimpan permata kekaisaran, "Kacanya pecah dan para pencuri berhasil memasukkan tangan mereka."
Di antara barang-barang yang dirampas, mereka menghancurkan sebuah mahkota yang dilapisi lebih dari 1.300 berlian dan lebih dari 50 zamrud saat mereka mengeluarkannya dari etalase.
Penyelidik menemukan mahkota yang dulunya milik Permaisuri Eugenie, istri Napoleon III, itu setelah para perampok menjatuhkannya saat coba melarikan diri dengan menuruni tangga dan menaiki skuter.
Des Cars mengatakan mahkota tersebut tampaknya mengalami kerusakan paling parah saat dikeluarkan dari etalase, tetapi penilaian awal menunjukkan bahwa mahkota tersebut dapat direstorasi.
Namun, para pencuri berhasil membawa kabur delapan perhiasan lainnya, seperti tiara, anting-anting, dan kalung safir dari set perhiasan milik Ratu Marie-Amélie dan Ratu Hortense.
Ada pula kalung zamrud dan berlian pemberian Napoleon I kepada istrinya, Permaisuri Marie-Louise, dan sebuah diadem yang dulunya milik Permaisuri Eugenie, yang dihiasi hampir 2.000 berlian.
(afp/chri)