Film zombie Abadi Nan Jaya disebut-sebut bisa memicu trypophobia. Obrolan soal film karya sutradara Kimo Stamboel ini pun ramai di media sosial.
Pertanyaannya, apa itu trypophobia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banyak penonton mengaku tak sanggup menonton adegan zombie terlalu lama. Gara-garanya adalah desain kulit yang mirip sarang lebah atau spons berpori. Hal inilah yang ditakutkan para pengidap trypophobia atau tripofobia.
Tripofobia sendiri berasal dari bahasa Yunani 'trypo' yang berarti 'lubang'. Tripofobia menggambarkan rasa takut terhadap pola berulang berupa lubang atau tonjolan yang tampak rapat.
Mengutip Everyday Health, orang dengan tripofobia boleh jadi merasa cemas karena melihat spons atau sarang lebah. Beberapa jenis buah juga bisa bikin ngeri orang dengan tripofobia.
Jenis fobia ini tidak muncul dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders (DSM-5). Tapi, beberapa orang dengan tripofobia bisa sesuai dengan kriteria fobia yang spesifik.
Setelah mengetahui apa itu trypophobia, kini kamu perlu mengetahui gejalanya. Hanya saja, penelitian soal gejala trypophobia masih sangat terbatas.
Sebuah studi awal berdasarkan cerita 200 anggota grup tripofobia di Facebook setidaknya membagi tiga kategori gejala sebagai berikut.
Banyak orang bertanya-tanya soal apa itu trypophobia yang bisa dipicu Abadi Nan Jaya. (Netflix) |
- merasa jijik,
- merasa tidak nyaman atau gelisah,
- merasa takut,
- merasa cemas,
- mereka seperti akan menjadi gila,
- muncul dorongan untuk menghancurkan lubang-lubang tersebut.
- gatal,
- merinding,
- gemetar.
- panas dingin,
- sulit bernapas,
- mual-muntah,
- panik atau ingin berteriak,
- ingin menangis,
- gugup seperti jantung berdebar, berkeringat, atau sakit perut.
Beberapa psikolog berpendapat bahwa tripofobia berevolusi melalui seleksi alam. Pasalnya, banyak hewan mematikan, seperti ular dan serangga berbisa tertentu, memiliki pola berulang berupa benjolan atau lubang pada kulitnya.
"Jadi, nenek moyang kita yang jijik atau takut dengan pola-pola tersebut punya peluang lebih besar untuk bertahan hidup karena menghindari atau melarikan diri dari hewan-hewan tersebut," tulis Everyday Health.
Studi yang diterbitkan pada 2017 mengeksplorasi sudut pandang lain. Studi berpandangan bahwa tripofobia merupakan respons berlebihan untuk melindungi diri dari ancaman penyakit menular seperti cacar.
Hanya saja, teori-teori di atas belum didukung oleh bukti yang substansial.
"Karena tripofobia bisa menimbulkan gejala dengan intensitas berbeda-beda, kemungkinan besar ini merupakan fenomena alami dan umum yang bisa dialami banyak orang," ujar peneliti neurosains kognitif Swedia, Renzo Lanfranco.
Hampir semua pola berulang dapat memicu reaksi tripofobia. Tapi, setidaknya beberapa benda atau hal sehari-hari ini bisa jadi pemicu tripofobia:
- spons,
- gelembung sabun,
- keju Swiss,
- sarang lebah,
- folikel rambut,
- kepala shower mandi,
- stroberi,
- delima.
Beberapa orang juga bisa menganggap terumbu karang terlihat menakutkan karena tripofobia.
Demikian penjelasan mengenai apa itu tripofobia. Semoga bermanfaat.
(asr)