Kasus Dengue Capai 131 Ribu, 544 Jiwa Meninggal Dunia

CNN Indonesia
Senin, 03 Nov 2025 06:30 WIB
Hingga akhir Oktober, Indonesia mencatat lebih dari 131 ribu kasus dengue dan 544 kematian. Musim hujan berisiko memperburuk situasi.
Ilustrasi. Hingga Akhir Oktober 2025, kematian akibat DBD di Indonesia mencapai 544 jiwa. (iStockphoto)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia kembali dihadapkan pada ancaman serius demam berdarah dengue (DBD). Hingga 28 Oktober 2025, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat 131.393 kasus dan 544 kematian akibat dengue di seluruh wilayah Tanah Air.

"Data ini menunjukkan bahwa dengue masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat dan membutuhkan kewaspadaan yang berkelanjutan," kata Pelaksana Harian Direktur Penyakit Menular Kemenkes RI, Prima Yosephine saat hadir dalam media briefing bertajuk "Urgensi dan Kepemimpinan Indonesia dalam Perjuangan Melawan Dengue" yang digelar Takeda Pharmaceuticals dan Kemenkes, di Jakarta, Minggu (2/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkes kata dia, tetap berkomitmen untuk mencapai target nasional dan global 'Zero Dengue Deaths 2030'. Namun, rima mengingatkan bahwa tujuan ini tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas, hingga dunia usaha.

"Kita perlu mempercepat inovasi, memastikan akses yang adil terhadap solusi pencegahan, serta membangun ketahanan masyarakat agar setiap orang Indonesia dapat hidup bebas dari ancaman dengue," kata dia.

Risiko berat pada pasien dewasa dan komorbid

Penasihat Satgas Imunisasi PAPDI, Samsuridjal Djauzi mengatakan, infeksi dengue tidak hanya menyerang anak-anak, tetapi juga dapat menimbulkan komplikasi berat pada kelompok dewasa terutama yang memiliki penyakit penyerta.

"Pasien dengan hipertensi dapat mengalami kondisi 2-3 kali lebih berat, pasien obesitas 1,5-2 kali, diabetes 3-5 kali, bahkan pada gangguan ginjal kronis bisa mencapai hingga tujuh kali lipat," jelasnya.

Dia menambahkan, infeksi dengue juga berdampak nyata terhadap produktivitas kerja. Studi terhadap 45 karyawan pada 2018-2020 menunjukkan bahwa penderita dengue rata-rata harus absen selama enam hari kerja, dan dua dari tiga di antaranya masih mengalami kelelahan selama beberapa minggu setelah sembuh.

"Jika seseorang kembali terinfeksi dengue, risiko terjadinya dengue berat meningkat signifikan," kata Samsuridjal.

Data Kemenkes juga menunjukkan, dalam tujuh tahun terakhir, anak usia 5-14 tahun secara konsisten menyumbang proporsi kematian tertinggi akibat dengue, bahkan mencapai 41 persen pada 2025.

Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Hartono Gunardi, menyebut anak-anak memang tetap menjadi kelompok paling rentan terhadap infeksi dengue berat.

"Pada 2024, sekitar 43 persen kasus dengue terjadi pada usia di bawah 14 tahun, dan lebih dari separuh kematian terjadi di kelompok 5-14 tahun," kata dia.

Hartono menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap fase kritis dengue yang biasanya terjadi pada hari ke-4 hingga ke-5 demam.

"Demam yang turun pada hari keempat bukan berarti sembuh 100 persen. Orang tua perlu waspada bila anak tampak lemas, pucat, kaki dingin, atau nyeri perut hebat, segera bawa ke fasilitas kesehatan," katanya.

Dia juga mengingatkan, hingga kini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan dengue. Pencegahan tetap menjadi langkah paling efektif, mulai dari program 3M Plus, menjaga kebersihan lingkungan, hingga vaksinasi untuk anak mulai usia empat tahun yang memenuhi syarat.

(tis/tis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER