Sering Dianggap Menyebalkan, Apa Saja Tanda Orang Playing Victim?

CNN Indonesia
Sabtu, 22 Nov 2025 14:40 WIB
Banyak yang belum paham apa itu playing victim karena perilaku ini sering kali muncul secara halus dan sulit dikenali. Ini pengertian, ciri-ciri, dan dampaknya.
Ilustrasi. Banyak yang belum paham apa itu playing victim karena perilaku ini sering kali muncul secara halus dan sulit dikenali. Ini pengertian, ciri-ciri, dan dampaknya. (iStockphoto/fizkes)
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Istilah playing victim belakangan sering digunakan terutama ketika membahas hubungan yang tidak sehat atau manipulatif. Banyak orang bertanya-tanya apa itu playing victim, karena perilaku ini sering kali muncul secara halus dan sulit dikenali.

Dalam banyak kasus, perilaku playing victim digunakan oleh individu tertentu untuk menghindari tanggung jawab atau memanipulasi orang lain agar merasa bersalah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Penting untuk dipahami bahwa tidak semua orang yang merasa menjadi korban bersikap manipulatif. Namun, mereka yang sengaja berperan sebagai korban untuk mendapatkan simpati, perhatian, atau kendali terhadap orang lain, itulah yang disebut playing victim.

Fenomena ini kerap ditemukan pada individu dengan kepribadian narsistik atau mereka yang sejak kecil belajar menggunakan peran korban sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan emosional.

Melansir dari laman WebMD dan Codependency, berikut penjelasan dari sifat playing victim, beserta ciri-ciri dan dampak negatifnya.

Apa itu playing victim?

Secara sederhana, playing victim adalah perilaku seseorang yang berpura-pura atau terus-menerus menempatkan dirinya sebagai korban dalam berbagai situasi, meskipun mereka sebenarnya menjadi biang dalam masalah tersebut.

Orang dengan sifat ini sering menolak tanggung jawab atas tindakannya sendiri dan lebih suka menyalahkan orang lain, keadaan, atau lingkungan sekitar.

Dalam psikologi, playing victim dapat muncul sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri. Beberapa orang melakukannya secara sadar untuk mendapatkan simpati dan perhatian, sementara sebagian lainnya melakukannya tanpa disadari karena pola perilaku tersebut sudah terbentuk sejak lama.


Ciri-ciri orang yang sering playing victim

Untuk memahami apa itu playing victim, penting mengenali ciri-cirinya. Perilaku ini dapat tampak halus, namun jika diamati dengan cermat, ada beberapa tanda umum yang sering muncul.

1. Tidak mau bertanggung jawab atas kesalahan sendiri

Orang yang playing victim selalu mencari pihak lain untuk disalahkan. Mereka cenderung menolak mengakui kesalahan dan menempatkan diri sebagai korban keadaan.

Misalnya, jika mereka gagal dalam pekerjaan atau hubungan, mereka akan menyalahkan orang lain atau situasi, bukan introspeksi diri.


2. Selalu mencari simpati dan perhatian

Tujuan utama seseorang yang playing victim sering kali bukan mencari solusi, melainkan menarik simpati. Mereka terus mengeluhkan nasib buruk dan kesulitan yang dialami agar orang lain merasa kasihan.


3. Suka memanipulasi perasaan orang lain

Perilaku playing victim sering digunakan sebagai taktik manipulatif. Dengan membuat orang lain merasa bersalah, mereka dapat mengontrol situasi dan mendapatkan apa yang diinginkan, baik itu perhatian, dukungan emosional, maupun keuntungan tertentu.


4. Mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain

Meskipun mereka menuntut empati dari orang lain, pelaku playing victim sering kali tidak memberikan hal yang sama. Fokus mereka hanya pada penderitaan pribadi, seolah-olah masalah orang lain tidak sepenting yang mereka alami.


5. Selalu merasa hidup tidak adil

Mereka yang memiliki mentalitas korban percaya bahwa hidup selalu memperlakukan mereka dengan buruk. Kalimat seperti "Kenapa ini selalu terjadi padaku?" sering terdengar dari mereka. Pandangan negatif ini membuat mereka sulit berkembang dan terus terjebak dalam lingkaran putus asa.


Dampak negatif dari perilaku playing victim

Meskipun pada awalnya terlihat sepele, kebiasaan berpura-pura menjadi korban dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi diri sendiri maupun orang di sekitar. Berikut beberapa dampak negatif dari perilaku playing victim.

1. Menghambat pertumbuhan pribadi

Orang yang terus-menerus menempatkan diri sebagai korban cenderung sulit berkembang. Mereka tidak mau mengakui kesalahan, sehingga tidak belajar dari pengalaman.

Akibatnya, mereka terus terjebak dalam pola yang sama tanpa ada perbaikan.


2. Merusak hubungan sosial dan romantis

Dalam hubungan pribadi, perilaku playing victim bisa membuat pasangan atau teman merasa lelah secara emosional. Rasa bersalah yang terus dipaksakan dapat menciptakan ketegangan dan membuat hubungan menjadi tidak sehat atau berujung pada perpisahan.


3. Menimbulkan ketergantungan emosional

Mereka yang gemar playing victim sering mencari dukungan dan perhatian berlebihan dari orang lain. Hal ini dapat membuat mereka bergantung secara emosional dan sulit berdiri sendiri tanpa validasi eksternal.


4. Menarik orang dengan kepribadian manipulatif

Seseorang yang memiliki mentalitas korban sering kali tanpa sadar menarik individu narsiistik atau manipulatif. Pola ini menciptakan hubungan yang tidak seimbang, di mana satu pihak selalu memberi dan pihak lainnya selalu menuntut perhatian.


5. Meningkatkan stres dan pikiran negatif

Terus-menerus merasa menjadi korban dapat memperburuk kondisi mental. Pikiran negatif seperti "hidup tidak adil" atau "semuanya salah orang lain" hanya akan meningkatkan stres dan menurunkan kebahagiaan hidup.


6. Mengikis kepercayaan diri

Dengan selalu menyalahkan keadaan dan orang lain, pelaku playing victim kehilangan rasa kendali terhadap hidupnya. Hal ini menyebabkan kepercayaan diri menurun karena mereka merasa tidak mampu mengubah nasib sendiri.


7. Menciptakan lingkungan tidak sehat

Dalam jangka panjang, orang yang sering playing victim bisa menciptakan suasana tidak nyaman di lingkungan kerja, keluarga, atau pertemanan. Drama yang terus muncul dapat membuat orang lain menjauh karena kelelahan menghadapi energi negatif yang ditimbulkan.


8. Menghalangi solusi dan perubahan positif

Karena selalu fokus pada masalah dan bukan pada solusi, orang dengan perilaku playing victim sulit menemukan jalan keluar. Mereka lebih memilih mengeluh daripada bertindak, sehingga permasalahan yang dihadapi tidak pernah benar-benar terselesaikan.

Mengenali tanda-tanda playing victim adalah langkah penting agar kita tidak terjebak dalam drama emosional yang melelahkan. Dengan belajar mengambil tanggung jawab, menjaga batasan, dan membangun kesadaran diri, setiap orang bisa keluar dari peran korban dan kembali mengendalikan hidupnya dengan bijak.

(fef/gas/fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER