Sambat Agen Travel China: 90 Persen Klien Refund Perjalanan ke Jepang

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2025 00:34 WIB
Cerita pemboikotan wisata dari China kepada Jepang sangat dirasakan bisnis agen travel.
Ilustrasi. Cerita pemboikotan wisata dari China kepada Jepang sangat dirasakan bisnis agen travel. (hxdyl/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemboikotan wisata dari China kepada Jepang sangat dirasakan bisnis agen travel. Pemboikotan terjadi setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengeluarkan pernyataan terkait Taiwan, yang membuat Beijing marah.

China kemudian menyarankan warganya untuk menghindari perjalanan ke Jepang. Peringatan itu yang kini sangat dirasakan Wu Weiguo, manajer travel di Shanghai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dampak terbesarnya adalah pada group travel", kata Wu seperti diberitakan AFP pada Sabtu (22/11). "90 persen klien meminta pengembalian uang untuk rencana perjalanan ke Jepang."

Namun, perjalanan berkelompok atau grup disebut hanya mencakup sekitar 12 persen dari total wisatawan China ke Jepang.

"Mayoritas wisatawan China bepergian sendiri, dan mereka masih bermimpi untuk mengunjungi Tokyo," ucap Wu.

[Gambas:Video CNN]

China adalah sumber wisatawan terbesar Jepang, dengan hampir 7,5 juta pengunjung dalam sembilan bulan pertama pada 2025, seperempat dari seluruh wisatawan mancanegara, menurut data resmi Jepang.

Tertarik oleh yen yang melemah, mereka mengeluarkan dana setara dengan US$3,7 miliar pada kuartal ketiga.

Sehingga, para ahli yakin wisatawan China akan terus mengunjungi Jepang dalam jangka panjang meski terjadi perlambatan karena tertarik layanan berkualitas tinggi, pengalaman berbelanja, dan harga yang menarik.

Di sisi lain, banyak pula bisnis pariwisata dan ritel di Jepang sangat bergantung pada wisatawan China, yang rata-rata menghabiskan lebih banyak uang daripada wisatawan asing lainnya untuk segala hal, mulai dari makanan hingga perawatan kulit.

Beberapa hotel, toko pakaian desainer, dan bahkan apotek memiliki asisten berbahasa Mandarin, sementara department store sering kali memasang papan nama berbahasa Mandarin.

Organisasi Pariwisata Nasional Jepang juga pernah melaporkan bahwa pada 2024, setiap wisatawan China menghabiskan rata-rata 22 persen lebih banyak daripada pengunjung lain.

Namun, rekor 36,8 juta kedatangan dari seluruh dunia tahun lalu juga menimbulkan kekhawatiran akan pariwisata berlebihan yang memengaruhi kehidupan sehari-hari banyak orang di Jepang.

(afp/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER