Jepang Waspada Serangan Beruang, Wisatawan Diminta Hati-Hati

CNN Indonesia
Minggu, 23 Nov 2025 10:30 WIB
Beruang hitam Asia secara global dikategorikan sebagai spesies rentan, tetapi populasinya di Jepang diperkirakat meningkat tiga kali lipat sejak 2012.
Beruang hitam Asia secara global dikategorikan sebagai spesies rentan, tetapi populasinya di Jepang diperkirakat meningkat tiga kali lipat sejak 2012. (Foto: AFP/CAROLINE GARDIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wisatawan diberikan peringatan perjalanan ke Jepang menyusul meningkatnya kasus serangan beruang di sejumlah wilayah wisata.

Menurut data NHK, setidaknya 220 orang terluka dan 13 tewas akibat serangan beruang. Lonjakan terjadi karena populasi beruang yang meningkat dan berkurangnya sumber makanan alami mereka.

"Sekarang ada jauh lebih banyak beruang yang datang," kata Shiroki Mitsunari, pejabat yang mengawasi upaya pencegahan beruang di desa Shirakawa, melansir Independent, Selasa (18/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di desa wisata Shirakawa yang masuk dalam daftar warisan UNESCO, seekor beruang sempat menyerang wisatawan asal Spanyol bulan lalu. Sejak itu, pihak berwenang telah menangkap enam beruang di sekitar lokasi menggunakan perangkap madu dan menebang pohon buah yang menarik hewan liar tersebut.

Penampakan beruang di Shirakawa melonjak menjadi lebih dari 100 kasus tahun ini, naik hampir tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

Sebagian besar serangan beruang terjadi di kota-kota terpencil yang jarang dikunjungi wisatawan asing. Namun, insiden di Shirakawa dan penampakan beruang di lokasi wisata populer seperti hutan bambu Arashiyama di Kyoto, menunjukkan risiko ini tidak bisa diabaikan oleh para turis.

Amerika Serikat (AS), China, dan Inggris pekan lalu bahkan mengeluarkan peringatan perjalanan tentang bahaya serangan beruang di Jepang.

Beruang hitam Asia secara global dikategorikan sebagai spesies rentan, tetapi populasinya di Jepang diperkirakan telah meningkat tiga kali lipat sejak 2012. Hal ini sebagian karena menurunnya aktivitas perburuan.

Para ahli mengatakan perubahan iklim telah mengurangi hasil panen makanan alami beruang seperti biji pohon ek. Sementara menurunnya populasi pedesaan serta banyaknya lahan pertanian terbengkalai membuat beruang berani mencari makanan di dekat pemukiman manusia.

Di Shirakawa, Mitsunari juga khawatir terhadap anak-anak sekolah di tempat ia dulu belajar.

Semua murid kini telah dibekali lonceng beruang dan diinstruksikan untuk berjalan pulang berkelompok, guna menghindari beruang yang paling aktif di pagi hari dan menjelang senja.

Sebelum insiden dengan wisatawan Spanyol itu, serangan terakhir di desa tersebut terjadi 12 tahun lalu. Karena itu, Mitsunari bertekad mencegah hal serupa terjadi lagi.

"Itu sangat memalukan bagi kami. Kami tidak akan membiarkan hal itu terulang lagi," ujarnya.

(fby/pta)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER