UKP Pariwisata Apresiasi Ilmuwan RI dalam Penemuan Rafflesia Hasseltii

CNN Indonesia
Rabu, 26 Nov 2025 13:30 WIB
Rafflesia sendiri adalah bunga parasit raksasa yang sangat sulit ditemukan, karena tidak memiliki batang dan daun, hidup terbatas di habitat tertentu.
Penemuan bunga Rafflesia Hasseltii di Sumatera Barat. (Dok. Pribadi Septian Andriki via detikcom)
Jakarta, CNN Indonesia --

Penemuan ulang tumbuhan Rafflesia Hasseltii di wilayah Hutan Sumatera Barat menyita perhatian publik dunia.

Namun, di tengah sorotan internasional, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata (UKP Pariwisata) Zita Anjani menegaskan bahwa ilmuwan Indonesia memiliki peran kunci dalam menemukan, memetakan, hingga meriset bunga langka tersebut. Bukan hanya lembaga asing seperti Oxford atau mitra internasional lainnya.

Rafflesia sendiri adalah bunga parasit raksasa yang sangat sulit ditemukan, karena tidak memiliki batang dan daun, hidup terbatas di habitat tertentu, serta hanya mekar dalam hitungan hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, pengetahuan ekologis dan keahlian ilmuwan lokal menjadi faktor utama yang memungkinkan penemuan tumbuhan ini kembali terjadi.

Menurut Zita Anjani, peneliti lokal seperti Iswandi, Joko Witono, dan Septi Andriki yang telah bertahun-tahun melakukan pemetaan, merintis jalur hutan terpencil, bekerja bersama masyarakat adat, hingga menjaga catatan ilmiah mengenai habitat Rafflesia.

"Publik harus tahu bahwa tanpa mereka, riset global pun tidak mungkin berjalan," katanya.

UKP Pariwisata menekankan bahwa Indonesia tetap terbuka untuk kolaborasi internasional, tapi kontribusi ilmuwan lokal wajib diakui setara agar kerja sama riset berjalan adil, berintegritas, dan memberi manfaat nyata bagi konservasi serta pengembangan pariwisata berkelanjutan berbasis sains.

"Kolaborasi global penting. Tapi pengetahuan lokal harus dihargai setara. Tanpa ilmuwan Indonesia, Rafflesia tak akan ditemukan," ujar Zita Anjani.

Zita menegaskan pengakuan kepada ilmuwan lokal bukan hanya soal penghargaan individu, tetapi bagian dari pembangunan kebijakan nasional di sektor konservasi dan pariwisata berkelanjutan.

"Konservasi bukan hanya menjaga bunga atau hutan. Ini juga tentang menjaga martabat ilmu pengetahuan milik bangsa. Kalau ilmuwan Nusantara tidak mendapat tempat yang setara, maka strategi pariwisata berbasis sains pun akan kehilangan pijakan," tutur dia.

Penemuan ulang ini tidak hanya membuka peluang riset lebih lanjut, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia yang dipimpin oleh ilmuwan Nusantara.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER