Melupakan seseorang yang pernah dicintai bukanlah proses yang mudah. Terlebih jika hubungan yang dijalani penuh dinamika, berakhir dengan pengkhianatan, atau melibatkan perasaan yang tak pernah terbalas.
Patah hati adalah pengalaman yang nyaris universal. Jika penyembuhan semudah membalikkan telapak tangan, mungkin tak akan lahir begitu banyak lagu galau, buku self-help, hingga karya seni yang terinspirasi dari kisah perpisahan.
Kabar baiknya, kesedihan tidak berlangsung selamanya. Namun, banyak orang bertanya-tanya, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar melupakan seseorang? Adakah cara untuk mempercepat proses pemulihan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap orang memiliki ritme penyembuhan yang berbeda," ujar Maria Sullivan, wakil presiden sekaligus pakar kencan di Dating.com.
Melansir Oprah Daily, berikut tujuh langkah realistis untuk mulai melepaskan hubungan yang telah berakhir.
Banyak orang memaksa diri agar cepat pulih, misalnya dengan target membuka aplikasi kencan dalam hitungan minggu atau berhenti bersedih dalam satu bulan.
"Sayangnya, tidak ada rumus pasti yang bisa menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pulih dari patah hati," ujar Amiira Ruotola, penulis It's Called a Breakup Because It's Broken.
Psikoterapis Cori Dixon-Fyle menyebut banyak orang merasa bersalah karena belum merasa 'baik-baik saja' dalam waktu tertentu. Padahal, setiap orang berhak merasakan sedih, marah, kecewa, atau bingung.
"Agar bisa melangkah maju, Anda harus memberi diri Anda izin untuk berduka," ujarnya.
Berbagi cerita dengan orang terpercaya atau berkonsultasi dengan profesional dapat membantu mengurai emosi yang sulit dihadapi sendirian.
"Bagian tersulit dari putus cinta sering kali bukan kehilangan orangnya, tetapi kehilangan fantasi tentang masa depan yang Anda bayangkan," kata terapis pernikahan dan hubungan, Juliana Morris.
Penting untuk melihat hubungan sebagaimana adanya, bukan versi ideal yang tersimpan dalam ingatan.
"Jika hubungan itu benar-benar tepat, kemungkinan besar kalian masih bersama," ujarnya.
Pakar hubungan Kelli Miller menyebut pembatasan kontak sebagai aturan paling sederhana, namun paling sulit diterapkan.
Beristirahat dari media sosial dapat membantu, terutama jika melihat kehidupan mantan atau orang lain yang tampak 'lebih bahagia' justru memicu luka emosional.
Menghapus nomor mantan, jika memang tidak diperlukan juga dapat mengurangi dorongan untuk menghubungi saat emosi sedang rapuh.
Masuk ke hubungan baru sering dianggap sebagai jalan pintas untuk mengusir sepi. Namun, Morris menekankan pentingnya menikmati masa sendiri.
Waktu ini bisa dimanfaatkan untuk kembali pada hobi yang sempat terabaikan, mencoba aktivitas baru, atau mempererat hubungan sosial dengan teman.
Ia juga menyarankan membuat daftar hal-hal yang kini terasa lebih lega untuk ditinggalkan, seperti kebiasaan tidak sehat atau ekspektasi yang tidak realistis.
Lihat Juga : |
Saat luka perlahan mereda, gunakan momen ini untuk mengenal diri sendiri kembali.
"Putus cinta adalah kesempatan besar untuk menemukan diri. Fokuslah membangun hidup yang membuat Anda menjadi versi terbaik diri Anda," ujar Ruotola.
Mulai dari mencoba hobi baru, bepergian sendiri, mengikuti kelas, hingga menikmati kebebasan hidup tanpa batasan relasi yang sudah usai.
Banyak orang terdorong melakukan perubahan drastis setelah putus cinta, seperti potong rambut ekstrem, pindah kota, atau mengambil keputusan impulsif lainnya.
Saat emosi masih tidak stabil, sebaiknya tunda keputusan besar. Beri waktu bagi diri sendiri untuk lebih tenang sebelum membuat perubahan yang berdampak jangka panjang.
(nga/tis)