Suka konsumsi minuman manis bisa membawa dampak besar bagi kesehatan. Hal itu dialami Sulistia, wanita asal Tangerang yang divonis gagal ginjal stadium 5 sejak usia 14 tahun.
Kini, pada usia 18 tahun, ia telah empat tahun menjalani hidup dengan hemodialisis dua kali seminggu.
Sulistia mengingat gejala awal yang dialaminya kerap disalahartikan sebagai penyakit lain. Tubuhnya membengkak, ia sering mual, muntah, dan merasa sesak napas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dari berbagai kunjungan ke klinik, keluhan tersebut dikira hanya akibat asam lambung hingga flek paru.
"Aku ngerasain gejala itu sekitar dua bulanan. Bolak-balik klinik, katanya asam lambung, bahkan sampai salah diagnosis dibilang flek paru," kata Sulistio, Senin (8/12) mengutip detikcom.
Bahkan kata dia, ada satu kejadian yang tak akan bisa dilupakan. Kala itu, Sulistia dan keluarganya hendak menebus obat paru. Hanya saja, dia diharuskan menunggu hingga hari Kamis.
"Tapi sebelum hari Kamis aku udah nggak tahan sampai nggak sadarkan diri," kenangnya.
Sulistia pun langsung dilarikan ke IGD rumah sakit di Tangerang. Dari pemeriksaan lanjutan, dokter memastikan kondisinya sudah masuk gagal ginjal stadium 5.
Karena usianya saat itu masih 14 tahun, ia dirujuk ke rumah sakit lain yang mampu menangani pasien usia anak. Di rumah sakit rujukan, kondisinya disebut kritis hingga harus dirawat dua minggu di ICU dalam keadaan koma.
Sulistia menjelaskan dokter menilai kerusakan ginjalnya dipicu kebiasaan konsumsi minuman berwarna dan minuman manis kemasan, ditambah makanan siap saji yang ia konsumsi sejak kecil. Ia juga jarang minum air putih dan memiliki riwayat keluarga dengan hipertensi, yang memperbesar risiko kerusakan ginjal.
"Untuk saat ini sih sehat-sehat aja kalau nggak ada keluhan. Paling kadang sesak kalau minum banyak, karena minumnya sudah ditakar 600 ml seharian," kata Sulistia yang kini melakukan cuci darah setiap Rabu dan Sabtu.
Dokter Spesialis urologi, Nur Rasyid menjelaskan salah satu gejala yang kerap muncul pada gagal ginjal adalah mual dan muntah. Kondisi ini terjadi karena ureum, zat sisa metabolisme menumpuk dalam tubuh akibat fungsi ginjal menurun.
"Jadi orang mulai gagal ginjal itu rasanya kadang-kadang mual. Karena ada ureum yang harus dibuang oleh ginjal," kata dia beberapa waktu lalu.
Menurutnya, penurunan fungsi ginjal tidak terjadi mendadak. Kadar ureum naik perlahan hingga akhirnya menimbulkan gejala yang berat. Pada fase awal inilah banyak pasien mengira dirinya sekadar mengalami gangguan lambung.
"Biasanya mereka minum obat maag dulu. Baru kalau obat maag nggak mempan, mereka ke dokter. Waktu sudah mual-mual begitu, fungsi ginjalnya sudah jelek," ungkapnya.
(tis/tis)