Sudamala Resorts mempertegas posisinya sebagai pionir pariwisata berkelanjutan di Indonesia Timur. Melalui Sudamala Resort Seraya, Labuan Bajo, mereka resmi meluncurkan dua inisiatif lingkungan ambisius: instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terintegrasi serta program restorasi terumbu karang skala luas.
Langkah ini menandai transformasi besar dalam operasional resor, di mana 85 persen kebutuhan listrik kini dipasok dari energi bersih. Peresmian ini dilakukan langsung oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, bersama Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, dan Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus, pada Senin (22/12).
CEO Sudamala Resorts, Ben Subrata, menyatakan bahwa transisi energi ini merupakan wujud nyata dari nilai dasar perusahaan dalam menjaga kelestarian alam, baik di darat maupun laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sistem PLTS yang dibangun terdiri dari 480 panel surya dengan kapasitas 300 kWp, didukung sistem penyimpanan energi baterai sebesar 770 kWh. Fasilitas yang telah beroperasi selama tiga bulan ini diproyeksikan mampu menghasilkan 410.000 kWh energi bersih per tahun.
"Langkah ini mampu mereduksi emisi karbon hingga 370 ton CO2 setiap tahunnya, yang secara ekologis setara dengan menanam lebih dari 4.900 pohon," ungkap Ben Subrata dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com.
Di sektor kelautan, Sudamala Resorts menjalankan program restorasi terumbu karang seluas 3,56 hektar di area house reef resor. Menggunakan metode Modular Artificial Reef Structure (MARRS), inisiatif ini terbukti efektif mempercepat pemulihan ekosistem laut sekaligus melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaannya.
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, memberikan apresiasi tinggi terhadap model pembangunan ini. Ia menilai Sudamala telah membuktikan bahwa sektor pariwisata bisa menjadi kekuatan utama dalam memulihkan lingkungan, bukan sekadar mengejar profit semata.
"Ini adalah model pembangunan berkelanjutan yang layak dicontoh di destinasi lain, baik di NTT maupun seluruh Indonesia," tegas Emanuel.
Senada dengan Gubernur, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi menekankan bahwa pembangunan "hijau" di Labuan Bajo sangat mungkin dilakukan secara efisien dari segi biaya dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Uskup Labuan Bajo, Mgr. Maximus Regus, turut memberikan refleksi spiritual yang terinspirasi dari ensiklik Laudato Si' karya Paus Fransiskus. Ia mengingatkan bahwa merawat bumi adalah tanggung jawab moral bersama untuk generasi mendatang.
"Apa yang dilakukan Sudamala bukan sekadar upaya lingkungan, tetapi pengingat bahwa melindungi alam berarti memelihara kehidupan," ujar Uskup Maximus.
Melalui acara bertajuk 'Empowering a Greener Future', Sudamala Resorts yang berkolaborasi dengan Yayasan Sudamala Bumi Insani, Bali Blue Harmony, serta mitra teknologi Xurya dan Suryagen, menegaskan komitmennya untuk mengintegrasikan energi terbarukan dan konservasi keanekaragaman hayati dalam setiap operasional bisnisnya di seluruh penjuru tanah air.
(wiw)