Jakarta, CNN Indonesia -- Tendangan penalti gelandang serang Jerman, Thomas Mueller, satu-satunya yang bisa ditepis kiper Italia, Gianluigi Buffon. Mueller jadi algojo kedua adu penalti antara dua negara raksasa sepak bola Eropa tersebut, pada perempat final Piala Eropa di Bordeaux, Minggu (3/7) waktu setempat.
Tendangan Mueller yang mengarah ke sisi kiri gawang, mampu ditebak dan ditepis kiper Juventus itu. Untungnya, Jerman akhirnya tetap memenangkan duel menegangkan itu dengan skor 6-5, berkat aksi Neuer menepis tendangan dua algojo Italia.
Meski demikian, ada perasaan bersalah bagi Mueller karena gagal menendang penalti. Ia bahkan mengaku masih trauma menjadi eksekutor yang gagal selain Mesut Oezil dan Bastian Schweinsteiger.
Ia memutuskan untuk istirahat dulu sebagai eksekutor penalti. "Saya tak akan mengambil tendangan penalti lagi untuk dua pekan ke depan," tutur Mueller kepada
Bild.
Tak sekadar rehat, Mueller mengaku akan kembali mengasah teknik menendang penalti lagi. "Setelah itu saya yakin akan kembali lebih kuat dalam dua pekan ke depan," ujarnya.
"Saya mundur dulu dan mempersilakan (pemain) lainnya untuk melakukannya (eksekusi penalti) dari sekarang.
Meski demikian, jika pertandingan pada babak semifinal nanti terpaksa dilanjutkan dengan adu penalti, baginya tak ada pilihan lain. "Jika harus ada adu penalti lagi dan kami membutuhkan seseorang, saya bersedia," tutur pemain Bayern Munich itu.
"Namun, yang jelas, saya tak akan mengajukan diri lagi sebagai salah satu penendang adu penalti."
Sebelumnya, para algojo penalti ditentukan atas pilihan para pemain Tim Panser sendiri. Itu diakui pelatih Jerman, Joachim Loew, bahwa dirinya tak kuasa untuk menentukan para algojo. Sebab, menurutnya itu adalah masalah keberanian.
Mueller juga berjanji akan memperbaiki ketajamannya, mengingat belum satu pun gol yang ia ciptakan di Piala Eropa 2016. "Saya akan terus berusaha mencetak gol. Jika itu terjadi, maka terjadilah," ungkapnya.
"Namun, jika kami menang di final nanti tanpa gol dari saya, saya mungkin tak mendapat pujian di media, tapi toh saya tetap bawa pulang trofi."
(bac)