Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap satu orang di Jepang, Taiwan, dan Hong Kong ke bioskop setidaknya satu hingga empat kali setahun. Di Indonesia, satu dari tiga orang menonton di bioskop hanya satu kali dalam setahun.
Meski bioskop menjadi tempat hiburan yang makin diminati seiring meningkatkan standar hidup masyarakat Indonesia, aksesnya masih belum maksimal.
Dengan populasi sekitar 250 juta jiwa, hanya ada 923 layar bioskop. Masing-masing bioskop hanya mampu mengakomodir 270 ribu orang. Secara regional, Indonesia memang salah satu negara dengan jumlah layar terendah, terutama jika dibanding Malaysia atau Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data itu disampaikan Brian Riady, Presiden Cinemaxx saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/10). Di Malaysia, katanya, satu layar bisa mengakomodir 39 ribu orang. Sedang di Jepang, 40 ribu per layar.
Itu yang membuat Cinemaxx memperluas bisnisnya. Setelah membuka tiga bioskop yang berlokasi di Plaza Semanggi, FX Sudirman, dan Palembang Icon Mall tahun 2014, Cinemaxx berencana menghadirkan dua ribu layar yang tersebar di 300 lokasi dan 85 kota, dalam 10 tahun ke depan.
“Target kami memperluas jangkauan nasional, karena kami ingin menyentuh kota-kota yang belum tersentuh,” kata Brian.
Lima tahun ke depan, Cinemaxx akan membangun seribu layar dan 150 komplek bioskop. Sehingga, ditargetkan 10 ke depan ada dua ribu layar dan 300 kompleks di seluruh Indonesia. Untuk itu, total investasinya mencapai Rp 6 triliun.
Brian menjelaskan, masih banyak wilayah yang belum memiliki akses ke bioskop. Dari 85 kota di Indonesia, 39 di antaranya belum memiliki akses sama sekali ke bioskop. Itu memprihatinkan.
Brian menjelaskan, Cinemaxx bukan hanya ingin memperbanyak jumlah bioskop, tetapi juga meningkatkan kualitasnya. Salah satunya, dengan kualitas suara internasional Dolby Atmos.
Persaingan kualitasDiakui Brian, bioskop sekarang bukan bersaing dengan sesama bioskop. Melainkan, bersaing dengan teknologi tinggi hiburan rumahan. Televisi sudah punya teknologi sekelas bioskop.
Ada televisi cembung yang menjanjikan gambar lebih tajam, juga suara luar biasa. Karena itu, Brian merasa Cinemaxx harus menonjolkan kualitas untuk memanjakan penonton.
“Di Palembang kami telah menghadirkan bioskop Ultra XD dengan layar
wall-to-wall screen sebesar 20-25 meter dan kapasitas 500-600 kursi. Itu studio yang sangat besar,” katanya.
Ada pula Cinemaxx Gold, yang membuat penontonnya tidak perlu keluar ruangan jika ingin membeli makanan. Hanya dengan memencet tombol, pelayan bioskop akan datang.
Pelayanan tiket juga dipermudah. Tanpa perlu mendaftar atau memiliki akun, penonton bisa memilih film dan tempat duduk secara
online.Makanan di Cinemaxx pun dibuat unik. Tak melulu berondong jagung yang menjadi camilan wajib untuk menonton bioskop. Makanan khas Cinemaxx adalah
fried oreo.