Jakarta, CNN Indonesia -- Meski kini aktif sebagai politisi, Guruh Sukarnoputra adalah sosok besar di dunia musik Indonesia. Jauh sebelum terjun ke dunia politik, Guruh mengharumkan Indonesia di kancah dunia lewat karya-karyanya.
Pada Rabu, 26 November, komposer Erwin Gutawa menggelar sebuah konser bertajuk "Salute To Guruh Sukarnoputra" sebagai bentuk apresiasi atas karya-karya besar pria yang akrab disapa GSP itu di JCC, Senayan, Jakarta.
Tepat pukul 9 malam konser dibuka dengan alunan musik etnik Bali yang dipadukan dengan orkestra. 9 penari Bedoyi meliuk-liuk diatas panggung. Aroma sesaji yang menyeruak dari panggung menambah nuansa etnik malam ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak berapa lama kemudian, giliran 12 penyanyi cilik yang tergabung dalam grup vokal Di Atas Rata-Rata tampil memukau para penonton. Membawakan medley 4 buah lagu hits dari Guruh Sukarnoputra seperti 'Zamrud Katulistiwa' dan 'Indonesia Jiwaku'.
Babak kedua adalah babak kolosal yang sukses menggetarkan area konser. Memori tentang Guruh Gipsy, band fenomenal hasil kolaborasi Guruh dan Gipsy Band yang 'meledak' di pasaran pada medio 1976, coba diungkit kembali. Di sesi ini Erwin menyatukan orkestra dengan musik gamelan Bali dari kelompok Saraswati pimpinan Kompyang. Tak hanya itu, Roni Harahap salah satu personil Guruh Gipsy juga ikut bermain sebagai pianis.
Diawali dengan arak-arakan 30 orang penari berkostum adat Bali yang membawa persembahan, duet German Dmitriev pada violin dan Judika tampil meriah membawakan lagu-lagu Guruh Gipsy, 'Geger Gel Gel', 'Janger', dan 'Indonesia Mahardika'. Tembang-tembang lawas ini berpadu apik dengan tata artistik panggung yang digarap oleh Jay Subyakto.
Sebelum berganti ke sesi berikutnya, di layar belakang panggung diputar video testimoni tentang Guruh dari seniman tiga zaman, Titiek Puspa.
Selanjutnya, The Overtunes tampil di atas panggung. Band yang melejit dari acara XFactor ini membawakan dua lagu klasik, 'Sendiri' yang dimedley dengan 'Putih' dan 'Smaradhana'.
Tanpa banyak basa-basi, giliran Tulus menghangatkan suasana lewat tembang 'Surya Tenggelam'. Sontak tepuk tangan dari ribuan penonton yang memadati area konser menyambut suara penyanyi yang merintis karir di Bandung ini.
Pelantun lagu 'Sepatu' itu juga tampil ciamik saat membawakan lagu kedua, 'Galih dan Ratna'.
Tulus juga tak lupa menceritakan pengalaman tahun 2001 saat ia pertama kali menonton konser Erwin Gutawa
"Itu adalah salah satu momen besar saya untuk meniti karir sebagai musisi,"
Setelah itu estafet vokal beralih ke Raisa. Penyanyi berusia 24 tahun ini tampil menyanyikan medley 'Gita Cinta dari SMA' dan 'Puspa Indah di Taman Hati'.
"Lagu ini luar biasa sekali saya belajar banyak soal lirik dan komposisi," ucap Raisa menjelaskan tentang pilihan lagunya.
Di akhir penampilan, hits yang dipopulerkan Chrisye 'Kala Cinta Menggoda' dibawakan dengan rapih oleh duet Raisa dan Tulus.
Berikutnya adalah penampilan tak lazim dari band punkrock, Superman Is Dead. Untuk pertama kalinya, trio Eka, Bobby, dan Jerinx berkolaborasi dengan orkestrasi. Band asal Bali ini membawakan dua lagu, 'Kembalikan Baliku' serta 'Anak Jalanan'.
Keriuhan makin menggema saat Nowela bersama sekitar 12 orang penari latar menyanyikan lagu enerjik, 'Jenuh (Aku Frustasi)'.
Beranjak pada penampilan berikutnya, RAN membawa panggung menjadi lebih atraktif dengan aransemen lagu bernuansa disko. Para penonton yang sedari awal duduk manis di atas kursi pun segera menyambut ajakan RAN untuk bergoyang bersama. RAN membawakan tiga buah lagu, 'Kenang-Kenangan', 'Aji Mumpung', dan 'Damai'.
Di penghujung acara, Guruh Sukarnoputra yang duduk di bangku VIP, didaulat tampil ke atas panggung. Guruh berduet dengan Krisdayanti, bintang tamu istimewa yang tak tercantum di pamflet konser, membawakan lagu 'Untukmu Indonesia'. Sebagai pamungkas seluruh pengisi acara tampil menyanyikan lagu 'Gilang Indonesia Gemilang'. Konser sendiri diakhiri pukul 23.00.