Jakarta, CNN Indonesia -- Suara merdu tiga bersaudara, Imelda Rosalin, Dewi "Dee" Lestari, dan Arina Ephiphania diiringi alunan lembut piano, drum, serta gitar mengajak penonton bernostalgia ke era sekitar tahun 1970 hingga 1980an, mengenang salah satu legenda musik Amerika Serikat, The Carpenters, Sabtu (10/1) malam di @America, Pacific Place, Jakarta.
Tiga bersaudara itu tampil bersama di satu panggung dalam acara Tribute to The Carpenters. Peristiwa ini istimewa karena ketiganya amat jarang bernyanyi bersama di depan publik. Tidak heran jika aula @Amerika malam itu disesaki penonton. Sebagian dari mereka bahkan harus rela menyaksikan penampilan Imel, Dee, dan Arina dari luar aula melalui proyektor.
"Kita pilih The Carpenters karena itu lagu yang sering kita dengar dari kecil. Mama kami itu suka sekai sama Carpenters, ini adalah lagu orang tua kami," kata Imel ditemui CNN Indonesia usai acara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putri-putri Johan Simangunsong, yang menjuluki diri dengan sebutan "The Simangunsong Sisters", tersebut membawakan lagu-lagu Carpenters yang amat populer pada masanya, di antaranya
(They Long to Be) Close to You, Yesterday Once More, dan
Top of the World.Carpenters adalah duet vokal kakak-beradik Karen dan Richard Carpenters. Salah satu duet favorit asal negeri Paman Sam ini telah melahirkan album-album emas sepanjang empat belas tahun karir mereka sejak 1969 - 1983. Lagu-lagunya juga sering menduduki puncak tertinggi tangga lagu Amerika pada masa itu. Duet legendaris itu pun langganan penghargaan Grammy.
"Carpenters itu sangat melodius ya lagunya, luar biasa. Lalu liriknya sangat dramatis, seperti ada jalan ceritanya sehingga banyak orang yang bisa menghubungkan dirinya dengan lagu Carpenters," tutur Imel. Sebagian besar lagu Carpenters memiliki tema tentang hidup dan cinta sehingga amat dekat dengan pendengarnya.
Pianis jazz dan penyanyi yang bergabung dengan Salamander Big Band, Bandung, itu menambahkan, "Secara musik, aransemennya juga enggak ada yang berlebihan. Semuanya pas sehingga untuk lagu easy listening, Carpenters akan sangat cepat masuk ke memori dan hati kita."
Terbukti, lagu-lagu luar biasa Carpenters ditambah penampilan apik The Simangunsong Sisters yang menyanyikannya pada acara malam itu, mampu membawa penonton terhanyut dalam suasana syahdu. Sesekali penonton berdecak kagum mendengar tiga bersaudara itu melantunkan tembang. Tepuk tangan riuh tak pernah ketinggalan usai setiap lagu disuguhkan.
Kakak-beradik tersebut memang sangat berbakat. Dee, selain pernah tergabung dalam grup musik Rida-Sita-Dewi, juga merupakan penulis buku-buku laris seperti,
Supernova, Perahu Kertas, dan
Rectoverso. Adik paling bungsu, Arina, adalah vokalis sekaligus peniup flute band indie pop asal Bandung, Mocca.
Dengan bakat tersendiri yang sedikit berbeda, The Simangunsong Sisters menyuguhkan lagu-lagu lawas Carpenters dengan nuansa baru yang disesuaikan dengan karakter suara masing-masing. Imel, kakak tertua, memiliki karakter vokal jazz. Dee memiliki warna musik pop, sedangkan Arina bersuara pop dengan nuansa khas retro 60-an.
"Sebetulnya lagu-lagu Carpenters
timeless, enggak ada lagunya yang jadi kadaluarsa. Tetapi terus terang kami juga melakukan riset," kata Imel. Menurutnya, sebelum tampil memukau para penonton, mereka bertiga mencari dan mendengarkan ulang lagu Carpenters yang akan dibawakan melalui bantuan situs YouTube.
Tanpa mengubah melodi lagu, ketiganya membuat nuansa baru yang disesuaikan dengan karakter vokal yang berbeda-beda. Tidak sia-sia, ketiganya sukses membawa seluruh penonton bernostalgia melalui sajian yang segar.
The Simangunsong Sisters menutup penampilan malam itu dengan lagu
Sing, single populer Carpenters yang jadi musik latar program Sesame Street. Penonton pun turut berdendang riang. Malam itu, tiga bersaudara tersebut turun panggung diiringi pujian dan ucapan selamat dari para penonton.
(utw/utw)