Jakarta, CNN Indonesia -- Belum lagi sebulan sejak Scarlett Johansson dipilih untuk jadi pemeran utama di film
Ghost In The Shell, sebuah petisi yang berisi penolakan untuk Scarlett terlibat di film itu muncul.
Seperti diberitakan
Huffington Post petisi itu menyebut penunjukan Scarlett untuk peran sebagai Mayor Motoko Kusanagi adalah upaya sapu bersih untuk peran-peran besar demi para aktor kulit putih.
Scarlett sendiri seperti diberitakan
Variety, baru awal bukan ini menandatangani kontrak kerja untuk peran itu dengan DreamWorks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga : Scarlett Johansson Akan Beraksi di Film 'Ghost in Shell')Ghost in The Shell adalah film adaptasi dari petualangan anime, yang fokus ceritanya pada operasi rahasia komisi keamanan publik nasional Jepang. Mayor Motoko yang akan diperankan oleh Scarlett adalah sosok protagonis.
Scarlett (30) saat ini tergolong aktris pencetak
box office, setelah membintangi sejumlah film seperti
Avengers dari Marvel dan
Lucy gadis super setelah keracunan semacam narkoba.
Kini petisi yang disebarkan untuk mencari dukungan lewat Care2 dan ditujukan pada DreamWorks ini bisa jadi bakal mengganjal Scarlett.
“Apa yang membuatku privation adalah fakta bahwa kini banyak actor minor yng diberi sangat sedikit kesempatan untuk berperan difilm-film berbudget besar,” kata penggagas petisi Julie Rodriguez.
“Ini semacam siklus bunuh diri: Hollywood berargumen penonton tak ingin disuguhi aktor yang belum terkenal namanya, tapi mereka tak pernah memberi kesempatan untuk memotong belenggu untuk membuktikan mereka tidak demikian."
Rodriguez mengatakan, sebenarnya
Ghost in the Shell bisa menjadi kesempatan emas untuk melawan tren itu.
Namun yang terjadi malah sebaliknya, karena banyak aktris yang tidak berkulit putih dan sesuai dengan karakter film itu malah dilewatkan begitu saja.
Petisi itu punya target ditandatangani oleh 14 ribu orang dan sampai saat ini telah meraup 13 ribu tanda tangan.
Penandatangan petisi juga menyuarakan mengapa tidak memilih aktris yang memang berdarah Asia-Amerika saja. Marissa Lee, salah satu pendiri Racebending, kelompok yang peduli akan persamaan hak di dunia hiburan, menulis di blognya sebagai respon dari petisi ini.
“Sebenarnya
Ghost in the Shell adalah cerita tentang bagaimana menjadi manusia, ketika memiliki akses dan berkuasa penuh akan media jadi kunci bagi kaum minoritas untuk disebut sebagai manusia,” kata Lee.
“Kini seorang aktris yang sudah sukses, Scarlett Johannsson mendapat kehormatan untuk memerankan sosok berpengaruh itu. Padahal film ini juga bisa jadi kesempatan emas bagi aktris berdarah Asia lain utuk mendapatkan kesempatan yang sama."
Sampai berita ini diturunkan, belum ada komentar dari DreamWorks sendiri.
(utw/utw)