Jakarta, CNN Indonesia -- Menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) selama lima tahun adalah momen yang meninggalkan kesan bagi dr. Nova Riyanti Yusuf atau dikenal dengan dr. Noriyu.
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (SpKJ) alias psikiater yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI periode 2009-2014 tersebut menuliskan pengalaman-pengalaman pribadinya dari balik kursi wakil rakyat dalam buku terbarunya berjudul
Interupsi!"Menceritakan dengan santai selama lima tahun di DPR. Hal-hal yang kadang-kadang tidak penting pun saya bicarakan di sini. Kadang-kadang cerita unik," kata Noriyu seraya tertawa kecil saat ditemui CNN Indonesia usai Peluncuran Buku
Interupsi! di Mal Gandaria City, Senin (19/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Noriyu menceritakan inspirasi penulisan buku ini muncul dari editornya yang ingin tahu penjelasan Noriyu atas sejumlah berita yang tidak menyenangkan tentangnya di media massa.
Selama masa jabatannya, Noriyu memang diterpa sejumlah berita miring, mulai dari serangan politik hingga tuduhan bahwa dia adalah istri kedua politisi Anas Urbaningrum.
Tidak memakan waktu yang lama, dokter yang baru saja melepas masa lajang pada Sabtu (17/1) kemarin ini mengaku menyelesaikan buku dalam waktu dua minggu saja.
"Saya rata-rata menulis buku itu kristalisasinya yang lama tetapi proses menulisnya hanya dua minggu selesai," kata penulis sekaligus politisi yang sukses mengusulkan disahkannya Undang-undang Kesehatan Jiwa Republik Indonesia itu.
I Gede Pasek Suardika, Anggota Komisi III DPR RI yang hadir sebagai pembicara dalam Peluncuran Buku Interupsi! berkomentar, Interupsi! adalah buku yang menarik untuk dibaca karena mencoba mengungkap sisi lain di DPR yang tidak pernah dibaca publik.
"Meski judulnya itu
Interupsi! Tetapi rasanya buku itu adalah rasa pembelaan Noriyu secara subjektif bagi dirinya," kata Pasek.
Dia menambahkan emosional Noriyu masih mewarnai buku tersebut. Tetapi justru itulah yang menarik. Menurutnya, membaca
Interupsi! ibarat membaca diri sang penulis.
"Jiwanya Noriyu itu jiwa laki-laki kalau di politik, berani menabrak, melawan pimpinan, berani bersikap berbeda, berani memunculkan ide," kata Pasek yang menyayangkan hengkangnya Noriyu dari kursi DPR.
Menurut Noriyu, bukunya menarget kalangan muda khususnya yang tertarik untuk terjun ke dunia politik. Dia berharap bisa menginspirasi generasi muda yang masih punya idealisme.
"Namun mereka merasa seperti kehabisan bensin sebelum bergerak," katanya menganalogikan. "Artinya mereka harus ada contoh inspirasi ternyata bergerak di politik dengan intensionalitas yang baik itu bisa loh."
Noriyu ingin menegaskan bahwa berjuang di jalur yang sepi untuk kebaikan rakyat Indonesia bukanlah hal yang mustahil.
(vga/vga)