Jakarta, CNN Indonesia -- "
Oh, that's lovely!" pekik Christiane Amanpour saat menerima sebuah kenang-kenangan berupa gambar karikatur dirinya yang sedang menaiki becak dalam sebuah bingkai.
Hadiah tersebut diberikan segenap petinggi Trans Corp dalam sebuah acara silaturahmi di Auditorium Menara Bank Mega, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, kemarin (26/1).
Dalam kesempatan yang sama, sang jurnalis senior CNN juga berbincang dengan para jurnalis Trans Corp. Penampilannya lebih santai, tanpa riasan, sebagaimana biasa terlihat di layar kaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oh, jadi inikah saya sedang didorong oleh… ‘Jokowi'?" ia mengomentari karikatur dirinya tengah naik becak yang didorong tukang becak berpostur “tipis” mirip Presiden RI Joko Widodo.
Sontak para hadirin tertawa. Entah Amanpour salah mengira atau sengaja melontarkan canda. "
That's really really funny, I love it. Thank you so much, it's brilliant!" ia berseru.
Bersepeda dan BerswafotoSelama melawat ke Indonesia, Kepala Koresponden Internasional CNN ini bertemu Presiden Joko Widodo atau lebih dikenal dengan nama Jokowi, kemarin lusa (25/1).
Setelah bersepeda bersama Jokowi melintasi jalanan protokol Ibu Kota, Amanpour melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden Jokowi. Diakuinya, wawancara kali ini sangat berkesan.
Ia menanyakan banyak hal, dari blusukan, insiden Air Asia, pengurangan subsidi BBM, kasus eksekusi mati terpidana narkoba, hingga pembicaraan seputar politik, demokrasi, dan Islam.
Hal lain yang agaknya tak kalah mengesankan bagi Amanpour: ajakan para jurnalis untuk berfoto
selfie usai acara silaturahmi, kemarin sore.
"
The most funny thing in the world is me without make up," katanya. Dia tak henti tertawa sambil tetap "terpaksa" berpose di depan kamera.
Saya sangat percaya pada kekuatan transformasi positif dari jurnalisme yang baik.Christiane Amanpour |
Jurnalis Berbahaya CNNJurnalis keturunan Inggris-Iran ini sudah bergabung dengan CNN di kantor pusat Atlanta, Georgia, AS, sejak 1983. Ia mengawali kariernya sebagai
entry-level desk assistant.
Perempuan berusia 56 tahun ini termasuk salah satu jurnalis berbahaya yang berpengalaman meliput Perang Iran-Irak pada 1986. Ia juga berpengalaman mewawancarai banyak tokoh dunia.
Dalam kesempatan silaturahmi kemarin sore, giliran ia diberondong pertanyaan oleh para jurnalis Trans Corp yang ingin mengetahui pengalamannya selama menjadi jurnalis CNN.
"Pekerjaan penting yang paling berkesan bagi saya adalah ketika saya di Bosnia," kata Amanpour. "CNN dan banyak organisasi berita lainnya benar-benar mengerahkan semua hal untuk melaporkan kejadian tersebut.
It was very very game-changing.”
Dia melanjutkan, “Anda melihat perang, Anda melihat genosida, dan Anda harus memberitakan kebenaran ketika banyak terjadi propaganda."
Amanpour ditugaskan untuk meliput Perang Bosnia pada 1992. Sebelumnya, dia pernah meliput Perang Teluk Persia. Sejak saat itu, Amanpour banyak ditugaskan meliput wilayah-wilayah konflik atau perang.
Pada waktu itu, hasil liputannya di Sarajevo Bosnia mendapatkan kritik karena ia dianggap tidak objektif karena cenderung memihak pihak Muslim Bosnia.
"Menjadi objektif adalah sesuatu hal yang tidak berarti menjadi netral. Jika Anda menceritakan kebenaran, Anda objektif. Dan pastikan Anda memberitakan kisah semua sisi," kata Amanpour. Diakuinya, memang sulit untuk tetap sensitif ketika meliput berita perang namun tidak melibatkan emosi pribadi.
Dia memaparkan, di luar sana banyak jurnalis yang dipaksa memihak salah satu sisi dan membuat propaganda yang destruktif. Padahal jurnalis adalah pembuat opini.
"Ketika jurnalis menjadi politis, atau menyuarakan propaganda, dan mendistorsi realitas, hal tersebut amat destruktif, tidak dapat dipercaya, dan sesungguhnya keji," katanya menjelaskan tentang kekuatan negatif yang mungkin dimiliki oleh media.
Amanpour yakin, jurnalisme yang baik dapat memberikan transformasi yang positif. Ketertarikan dan kecintaannya pada pekerjaan inilah yang membuatnya mampu menekuni bidang ini hingga lebih dari 25 tahun.
Selain itu, jurnalis peraih berbagai anugerah jurnalistik dunia ini juga mengingatkan tentang pentingnya sikap terbuka atau
open-mind dan disiplin diri bagi seorang jurnalis.
(vga/nez)