Jakarta, CNN Indonesia -- Bayangkan jika saat membuka sebuah novel, yang Anda temukan bukan sebuah cerita yang terangkum dalam ratusan halaman. Sebaliknya, ada lubang menganga di tengah buku. Seperti ada yang mengeruknya, lalu membiarkannya rusak.
Itulah yang dialami Tasnim Essack, seorang
web designer di London barat. Namun, ia tak bisa marah maupun mencelos kecewa. Sebab, lubang menganga di novel yang dibukanya bukan dibuat serampangan. Lubang itu berbentuk hati.
Di tengahnya, terselip sebuah cincin manis bermata satu yang diikat dengan pita putih dari empat sisi. Ada tulisan besar-besar di halaman pertama novel berjudul
Marriage Material yang dibukanya, "
Will You Marry Me?"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa tak meleleh. Rupanya, novel itu dijadikan sang kekasih, Lloyd England sebagai cara melamar. Pria yang bekerja sebagai spesialis media di National Physical Laboratory di Teddington itu lalu memotret novel hasil modifikasinya, dan mengunggahnya ke Twitter sembari menyebut akun sang pengarang.
Novel debutnya 'diisengi' begitu, seharusnya penulis Sathnam Sanghera berhak marah. Namun seperti Essack, ia juga 'meleleh'. Sanghera justru membalas cuitan England dengan pujian. Apalagi, England telah berjanji ia akan membeli lagi buku baru untuk benar-benar dibaca.
"Itu sangat keren! Adakah alasan, terlepas dari judulnya?! Saya berharap yang terbaik untuk Anda," tulisnya untuk England. Mereka jadi saling berbalas, karena setelah itu England menulis, "Ya, itu memang tentang judulnya. Itu relevan, dan kebetulan memang ada dalam daftar buku yang ingin dibacanya."
Mengutip
The Guardian, Sanghera seperti turut merasakan antusiasme seorang wanita yang dilamar kekasihnya dengan cara nan romantis seperti yang dilakukan England pada Essack.
"Saya sangat antusias dia menggunakan buku saya, sampai saya lupa bertanya apakah kekasihnya menjawab '
yes'. Dia mengatakannya," tulis Sanghera. Ia seperti benar-benar punya andil terhadap bersatunya pasangan itu.
Ia melanjutkan, "Kemudian saya khawatir mereka akan membaca buku itu dan menemukan di sana ada pasangan dengan pernikahan yang seperti malapetaka (meski ada juga yang pernikahannya bagus). Tapi sekarang, saya hanya senang karena mereka menggunakan buku saya. Apalagi itu sesuatu yang dia ingin baca. Sangat menyentuh."
Mengutip ulasan Alex Clark terhadap
Marriage Material di
The Guardian, buku itu mengesankan. Ada insiden di mana pasangan kebingungan, mengalami rasa tidak aman pribadi, situasi marah dan kesal satu sama lain, sampai akhirnya memutuskan saling memberi jalan dan memaafkan.
Saat itulah, pasangan mampu mengalahkan segala ego pribadi dan siap melontarkan pertanyaan: "Maukah kau menikah denganku?"
(rsa/vga)