Pangeran Charles 'Ditelanjangi' Jurnalis Perempuan

Jakarta, CNN Indonesia -- Kisah tentang raja, ratu, pangeran, putri, dan kehidupan istana memang selalu menarik untuk dibahas. Di balik kehidupan istana yang terkesan glamor tidak jarang ada banyak hal tak terduga.

Catherine Mayer, seorang jurnalis The Times membuat buku biografi tidak resmi tentang pangeran Inggris, Charles. Buku berjudul Charles: The Heart of a King itu mengungkap sejumlah hal yang mengejutkan.

Laman People menyatakan, dalam biografinya, Pangeran Charles digambarkan sebagai pria yang berjuang melawan rasa was-was terhadap kegiatan dan jabatannya kelak sebagai Raja Inggris.

Biografi ini pun secara blak-blakan menceritakan tentang Clarence House, tempat kerja Pangeran Charles di London. Lingkungan kerja ayah Pangeran William dan Pangeran Harry itu dikatakan penuh ketegangan.

Salah satu mantan pekerja mengibaratkan bekerja di Clarence House seperti bekerja di dunia berbahaya dalam Wolf Hall, novel karangan Hilary Mantel seputar kemunculan Thomas Cromwell di bawah Henry VIII. Sumber lain mengatakan tentang "kelemahan” struktur organisasi terlalu mencolok karena disesaki "banyak pengkhianatan".

Dalam catatan yang lebih ringan, resensi lain mengungkapkan, beberapa staf Clarence House menghibur diri dengan kompetisi membungkuk hormat untuk melihat seberapa dalam mereka bisa membungkuk tanpa terjatuh.

Tak kalah mengejutkan, pengakuan mantan sekretaris pribadi pangeran, Clive Alderton. Ia mengungkapkan, "Ketika Anda minum teh bersamanya (Pangeran Charles), dia akan membungkus sisanya dan akan dibawa kembali untuk makan berikutnya."

Alderton menambahkan, "Saya jarang bertemu orang yang begitu hemat, bukan dalam arti kejam tetapi seperti sangat alergi dengan limbah."

Pangeran Charles memang dikenal dengan pandangannya tentang kelestarian lingkungan yang keberlanjutan. Tidak begitu mengherankan jika Sang Pangeran juga suka mendaur ulang air mandinya.

Salah satunya contohnya yaitu saat musim panas, Pangeran Charles menyedot air kotor dari kamar mandinya di Istana St. James untuk dialirkan ke taman yang kering.

Dalam resensi buku yang dilansir media Inggris, pangeran berusia 66 tahun itu digambarkan sebagai seorang pria yang "diatur untuk membentuk kembali kerajaan menurut pandangannya sendiri" dan "tidak akan pernah jadi terkucil dan pendiam seperti ibunya sendiri."

Dalam sebuah wawancara pada 2013 dengan Mayer, Sang Pangeran mengungkapkan bahwa ia merasa sedang dalam sebuah misi, "Saya merasa lebih dari apa pun bahwa ini adalah tugas saya untuk khawatir tentang semua orang dan kehidupan mereka di negeri ini, mencoba untuk menemukan cara meningkatkan hal-hal jika saya bisa. "

Aktris Inggris Emma Thompson, teman dekat Pangeran Charles juga mengatakan kepada Mayer tentang bagaimana pangeran merasa harus terlibat dalam urusan nasional karena dididik di lingkungan istana.

"Kami berbicara banyak tentang rasa bersalah orang-orang yang istimewa. Kadang-kadang saya pikir, dia didorong oleh rasa bersalah," ungkap Thompson yang sebelumnya mengakui bahwa menari dengan Charles itu "lebih baik daripada seks."

Dikutip dari Telegraph, pengacara Clarence House akan mengambil langkah hukum jika terdapat sesuatu yang dianggap tidak benar dan merugikan pengeran.

"Kami akan membaca buku itu dan jika terdapat sesuatu yang tidak benar dan akan merugikan dalam hal persepsi publik, kami akan mengoreksinya," kata salah seorangg sumber Clarence House.

Dia menambahkan, "Perbandingan tentang staf Pangeran dan Wolf Hall tidak membantu, tetapi kami sadar bahwa buku adalah sesuatu yang subjektif dan perlu dibaca secara menyeluruh."

Buku Charles: The Heart of a King baru dapat dibaca secara menyeluruh setelah dirilis pada 5 Februari mendatang.

(vga/vga)