Jakarta, CNN Indonesia -- Irama melankolis serta lirik lagunya yang menyayat hati adalah ciri khas Rinto Harahap dalam menggubah lagu. Di era '70-an hingga '80-an, nama Rinto Harahap sangat masyhur di blantika musik Tanah Air.
Jejeran musisi Indonesia menjadi populer berkat lagu-lagu ciptaan tangan dinginnya. Sebut saja Nia Daniati, Betharia Sonata, Christine Panjaitan, Iis Sugianto, dan Eddy Silitonga. Kepiawaiannya menciptakan lagu-lagu sendu bahkan mencetuskan istilah populer 'badan Rambo hati Rinto' di tengah-tengah masyarakat.
Rinto Harahap, musisi berdarah Batak ini lahir di Sibolga, Sumatera Utara, pada 10 April 1949. Musik adalah pilihan hidupnya yang tak bisa diganggu-gugat. Tekadnya yang bulat sebagai musisi harus menentang keinginan sang ayah, James Harahap, yang berharap besar putranya itu menjadi pendeta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa mau dikata, tak ada satu orang pun yang bisa mengubah pendirian Rinto. Demi cita-cita besarnya sebagai musisi, dia bahkan sempat bekerja pada sebuah perusahaan besi beton di pagi hari, lalu mengamen di klub pada malam harinya.
Rinto sudah aktif bermusik sejak masih duduk di bangku SMP. Dia tergabung dalam sebuah band pop bernama Meds. Saat menginjak SMA, tepatnya pada 1969, Rinto bersama kakak kandungnya Erwin Harahap serta beberapa orang temannya membentuk band The Mercy's. Kelompok band ini mantap mengusung genre musik pop.
Selain Rinto dan Erwin, para personel The Mercy's lainnya adalah Rizal Arsyad, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean, dan Albert Sumlang. Pada medio 1970-an, kelompok band ini sempat berjaya. Mereka bahkan memutuskan untuk hijrah dari Medan ke Jakarta.
Usai kiprahnya meredup di The Mercy's, Rinto dan Erwin mendirikan sebuah perusahan rekaman yang mereka beri nama Lollypop. Nama Rinto saat sudah dikenal sebagai pencetak lagu-lagu hits.
Sebut saja penyanyi Eddy Silitonga yang melesat lewat lagu
Biar Sendiri, Nia Daniati dengan lagu
Gelas-Gelas Kaca, Betharia Sonata dengan lagu
Kau Tercipta Untukku, Christine Panjaitan dengan lagu
Katakan Sejujurnya, dan Eddy Silitonga dengan gubahan menyentuh berjudul
Ayah. Banyak orang tersentuh mendengar irama serta lirik lagu-lagu Rinto. Tak sedikit pula orang berderai air mata karena lagu-lagunya. Rinto bahkan sempat dijuluki sebagai musisi spesialis lagu-lagu cengeng.
Oleh pemerintahan Orde baru, Menteri Penerangan saat itu Harmoko sempat melarang lagu Rinto dinyanyikan di televisi. Alasannya, lagu Rinto dianggap kurang memberikan semangat. Namun toh, karier Rinto tak lantas kandas, banyak orang yang terus menantikan karya-karyanya.
Rinto menikah dengan seorang perempuan Solo bernama Lily Kuslolita. Mereka menikah pada 9 November 1973, dan dikaruniai tiga orang anak. Salah seorang anaknya Cindy Claudia Harahap mengikuti jejak sang ayah berkarir di dunia musik.
Pada 3 November 2010, sebuah album
The Masterpiece of Rinto Harahap with Tohpati diproduksi oleh Sony Music. Gitaris muda Tohpati memberikan apresiasinya dengan mengaransemen ulang lagu-lagu karya Rinto Harahap.
Pada Senin (9/2) Rinto Harahap menghembuskan napas terakhir di usia 65 tahun di Rumah Sakit Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura. Ayah dari penyanyi Cindy Claudia Harahap itu meninggal dunia pada pukul 21.45 WIB.
Masih akan terus kami dengar lagu-lagu indahmu, selamat jalan Rinto Harahap.
(Baca juga:
Musisi Senior Rinto Harahap Tutup Usia)
(win/win)