Jakarta, CNN Indonesia -- Pameran
Ancestry, from Past to Present, yang rencananya digelar pada hari ini (11/2), di Museum Nasional, Jakarta, terbilang mendebarkan. Bukan saja lantaran koleksi Yanny Tan siap dipamerkan, melainkan juga lokasinya yang sempat kebanjiran, dua hari lalu (9/2).
Menurut pegiat museum Yudhi Soerjoatmodjo, banjir yang menggenangi selasar belakang museum di mana dipajang koleksi patung arca bersejarah ini surut dalam hitungan lima menit. Para petugas sigap menyedot air dengan peralatan khusus.
Lokasi museum yang berdekatan dengan Istana Merdeka dipastikan bebas banjir. Maka begitu terjadi banjir, luapan airnya segera disedot. Banjir yang menggenangi kawasan Medan Merdeka pun dapat diatasi petugas dalam tempo relatif cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(
Baca Juga: Setelah Arca Terendam Banjir, Begini Cara Membersihkannya)Perihal foto selasar museum yang tampak digenangi air dan beredar di media sosial, Yudhi menuliskan di akun Facebook-nya, bahwa koleksi non-batu di bagian atas tidak terendam air. Ia berharap, arca tidak rusak gara-gara terendam air.
"Menurut Ibu Intan Mardiana, Direktur Museum Nasional, bagian dalam museum tidak ikut terendam banjir," Yudhi menjelaskan saat dihubungi CNN Indonesia, kemarin (10/2). "Hanya taman arca di selasar belakang yang tenggelam, dekat ruang Kertarajasa, tempat biasa kami tampil."
Dua tahun belakangan ini, Yudhi selaku produser Mystery of Batavia menjalin kerja sama dengan Teater Koma rutin tampil di Museum Nasional. Mereka menggelar acara bertajuk Weekend @ Museum yang menampilkan aksi teatrikal dengan mengangkat kisah di balik benda koleksi museum.
 Aksi Teater Koma di Museum Nasional dalam acara Weekend @ Museum. (CNNIndonesia Rights Free/Feri Latief) |
Dengan begitu, para pengunjung tak hanya melihat benda mati yang tergolek di ruang pamer museum, melainkan memahami kisah di balik benda tersebut, seperti keris, tombak, bumbung. Salah satunya, pentas dongeng mini
Ribut-Ribut si Bumbung dan si Coak pada Agustus 2014 lalu.
Baru-baru ini, tim Yudhi dan Teater Koma juga mementaskan aksi teatrikal bertema Diponegoro dengan mengusung benda pusaka tombak dan pelana kuda peninggalan sang pahlawan nasional. Aksi ini memeriahkan pameran
Aku Diponegoro di Galeri Nasional yang berlangsung hingga awal Maret 2015.
Tak kurang 15 benda koleksi Museum Nasional yang sudah "didongengkan" oleh tim Yudhi dan Teater Koma dalam aksi Teater @ Museum, termasuk meriam yang dipamerkan di selasar museum. Yudhi berharap, arca dan benda koleksi lain yang sempat terendam banjir tidak rusak dan segera dikonservasi.
"Saya bukan ahlinya, tapi kemungkinan arca dan benda bersejarah lain di selasar tidak rusak. Toh sebelum ditemukan, arca Bhairawa, misalnya, juga berada di dalam tanah selama ribuan tahun dan kondisinya utuh," kata Yudhi yang saat ini menggarap proyek lain, Teater @ Mall.
(vga/vga)