Keikutsertaan Australia di Ajang Eurovision Diperdebatkan

Vega Probo | CNN Indonesia
Rabu, 11 Feb 2015 20:30 WIB
Mengusung tema Building Bridges, panitia Eurovision mengartikannya secara harafiah, dengan mengikutsertakan kontestan asal Australia.
Conchita Wurst, transgender pemenang Eurovision tahun lalu. (REUTERS/Yves Herman/Files)
Jakarta, CNN Indonesia -- Festival lagu antara negara-negara Eropa, Eurovision, tahun ini memasukkan Australia sebagai peserta yang membuat publik bereaksi keras.

Panitia penyelenggara Eurovision mengusung Building Bridges sebagai tema acara tahun ini. Dengan keikutsertaan Australia tampaknya mereka mengartikan tema tersebut secara harafiah.

Banyak orang melontarkan sindiran melalui media sosial, “Wah, sekarang Australia menjadi tetangga Eropa,” sembari menayangkan gambar Benua Kanguru bersebelahan dengan Benua Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, sebagian lain menyarankan agar Eurovision berganti nama.

Selama ini, Eurovision dikenal sebagai ajang kompetisi terbesar yang menampilkan penyanyi unik, bahkan nyentrik, dari anggota negara Eropa. 

Tahun ini, Eurovision sedikit melenceng dari pakem awal karena wakil Australia ikut berpartisipasi bukan sebagai bintang tamu, melainkan kontestan.

“Ini tantangan sekaligus gerakan yang luar biasa menyenangkan,” kata penyelia eksekutif Eurovision Jon Ola Sand sebagaimana dikutip laman CNN. “Ini saatnya untuk menyatakan; mari kita rayakan pesta bersama-sama!”

Sementara itu, pakar kompetisi Paul Jordan menulis di blog-nya, “Keikutsertaan negara lain tak menyalahi etos umum kompetisi ini. Ada banyak warga negara-negara Eropa di Australia, jadi sah-sah saja bila Australia mengikuti kompetisi ini.”

Keputusan panitia dan juri kompetisi mengikutsertakan Australia tahu ini berdasarkan fakta sebanyak 50 persen warga Australia turut berpartisipasi memilih pemenang tahun lalu melalui televoting.

Jika menang, Australia berpeluang menjadi tuan rumah Eurovision pada tahun mendatang.

Sebenarnya, Australia bukan negara di luar benua Eropa pertama yang ikut dalam kompetisi ini, karena Israel juga ikut menjadi peserta bahkan pernah menjadi juara Eurovision.

Tahun ini, genap 60 tahun penyelenggaraan Eurovision, dan finalnya siap digelar di Wina, Austria, setelah penyanyi transgender Conchita Wurst berhasil menjuarai kompetisi tahun lalu, menyingkirkan 39 kontestan lain.

(vga/yns)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER