Jakarta, CNN Indonesia -- Biarpun muslim, Hanum Rais, pengarang novel laris
99 Cahaya di Langit Eropa dan
Bulan Terbelah di Langit Amerika, ikut merasakan kemeriahan Imlek. Ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (18/2) Hanum mengatakan, tetangganya sering berbagi saat Imlek tiba.
"Kalau pengalaman merasakan sendiri banyak, karena tetangga di sekitar rumah kebanyakan merayakan Imlek, jadi suka membagi-bagikan kue keranjang," ujar Hanum pada CNN Indonesia.
Bahkan, putri politisi Amien Rais itu sudah merasakan Imlek sejak kecil. Di kampung halaman orang tuanya, kata Hanum, juga banyak etnis Tionghoa. "Saya senang saat tetangga yang merayakan Imlek membagi-bagikan kue keranjang, karena jadi ingat orang tua di Solo," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situlah Hanum banyak belajar soal toleransi. "Tetangga keturunan Tionghoa di sana ikut jadi bagian RT, RW, dan ketika Imlek, mengadakan panggung yang dapat diisi macam-macam, bisa nyanyi hingga pengajian," tuturnya.
Toleransi yang telah dimengerti Hanum menjadi dasarnya saat hidup di luar negeri dan menghasilkan dua novel laris. Buku terbarunya,
Bulan Terbelah di Langit Amerika bercerita tentang toleransi agama di Amerika Serikat.
Buku itu masih ditulis dari perjalanan Hanum dan sang suami, Rangga Almahendra. Kali ini, mereka menemukan fakta sejarah Islam di Negeri Paman Sam. Ada pula peristiwa pesawat yang menabrak WTC di dalam buku itu.
Bulan Terbelah di Langit Amerika sedang disiapkan menjadi film seperti buku sebelumnya yang dibintangi Acha Septriasa dan Abimana Aryasatya. Film itu rencananya akan berlokasi di Washington DC dan New York, sesuai latar novel yang tahun lalu meraih penghargaan dari Goodreads Indonesia kategori Buku dan Penulis Fiksi Terfavorit Anugerah Pembaca Indonesia.
(rsa/vga)