70 Sastrawan Indonesia Berpartisipasi di Frankfurt Book Fair

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 25 Feb 2015 14:55 WIB
Frankfurt Book Fair tidak hanya ajang untuk memamerkan buku saja, tetapi juga peradaban Indonesia.
Laksmi Pamuntjak, salah satu delegasi sastrawan Indonesia di Frankfurt Book Fair, Jerman. (Dok. Pribadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak hanya menjadi tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair di Jerman, Indonesia juga merupakan satu-satunya negara di wilayah Asean yang berhasil menembus salah satu festival buku tertua si dunia ini.

Partisipasi Indonesia di pameran buku terbesar di dunia ini sendiri sebetulnya bukan yang pertama kalinya. "Keikutsertaan Indonesia di pemeran buku di Frankfurt ini sudah dari beberapa tahun lalu, tapi tahun ini Indonesia mendapat kehormatan sebagai tamu kehormatan," kata Ainun Na'im Sekjen Kementerian dan Kebudayaan Republik Indonesia di kantornya, pada Rabu (28/2).

Ainun menjelaskan, lebih dari 150 buku yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan Jerman akan dibawa ke ajang ini. Sementara itu, 70 sastrawan Indonesia juga akan berangkat ke Jerman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebanyak 70 pengarang Indonesia akan datang ke Jerman tapi tidak sekaligus," kata Goenawan Mohamad, selaku ketua panitia. Di antaranya adalah Sapardi Djoko Damono, Laksmi Pamuntjak, Dewi Lestari, dan Linda Christanty.

"Laskmi Pamuntjak karena bukunya Amba sudah diterjemahkan ke bahasa Jerman. Juga kami minta Dewi Lestari untuk mewakili sastrawan Indonesia," ujar Goenawan menjelaskan.

Yang menarik, kata Ainun, Frankfurt Book Fair tidak hanya ajang untuk memamerkan buku saja, tetapi juga peradaban Indonesia. "Ada beberapa aspek seni yang akan ditunjukkan," ucapnya.

Para sastrawan Indonesia, diakui oleh Ainun, adalah orang-orang yang paling berperan di ranah budaya. "Budayawan seperti Goenawan Mohamad dan Slamet Rahardjo adalah yang banyak berperan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa membawa sastra dan seni Indonesia tanpa mereka," kata Ainun.

"Kita harus bersiap menunjukkan masa depan peradaban Indonesia di dunia."

(win/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER