Ironi Kyle, American Sniper yang Tewas di Tangan 'Sniper'

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 25 Feb 2015 15:30 WIB
Chris Kyle adalah sosok di balik buku American Sniper, yang difilmkan oleh Clint Eastwood dan rilis akhir tahun lalu. Dalam film, ia diperankan Bradley Cooper.
Chris Kyle, sosok asli penembak jitu Amerika yang diperankan Bradley Cooper. (REUTERS/Tom Fox)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pagi itu, 2 Februari 2013 adalah saat terakhir Taya melihat suaminya, Chris Kyle dalam keadaan hidup. Kyle meninggalkan rumah bersama salah satu kawannya, dan berkendara dengan mobil bak terbuka menuju arena tembak. Mereka berniat membantu para tentara veteran Amerika merasa 'hidup' kembali dengan belajar menembak.

Tapi justru di arena tembak itulah Kyle menutup usia. Ia ditembak salah satu tentara veteran yang dibantunya, Eddie Ray Routh. Kyle yang dikenal sebagai sang American Sniper lewat buku autobiografinya, tewas ditembak dengan gaya sniper Routh yang membidik sasaran. Routh juga menembak kawannya, Chad Littlefield.

Selasa (24/2), Routh baru dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa kemungkinan bebas bersyarat oleh hakim Jason Cashon di pengadilan Texas, Amerika Serikat. Pengacara sempat membela Routh dengan alasan tidak waras, tapi ia dianggap bisa membedakan salah dan benar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Pembunuh 'American Sniper' Divonis Penjara Seumur Hidup)

Dalam film American Sniper, tidak ditampilkan bagaimana akhir hidup Kyle, yang diperankan Bradley Cooper. Sutradara Clint Eastwood sengaja membuat intipan Taya di pintu yang mengantar kepergian sang suami ke arena tembak, sebagai akhir film. Itu memang sengaja dilakukan atas permintaan Taya. Ia tak ingin anak-anaknya melihat bagaimana ayah mereka meninggal.

Menulis bukan untuk narsis

Proses itu juga jelas tidak ada dalam buku American Sniper. Kyle merilisnya Januari 2012, sebelum meninggal. Meski kemudian menjadi laris, pria kelahiran 8 April 1974 itu dianggap anomali saat menuliskannya. Sebab, lazimnya para pejuang tidak narsis seperti itu.

Namun, Kyle menulis bukan untuk memuliakan diri. Mengutip wawancaranya dengan Time, ia bahkan tak ingin mencantumkan berapa jumlah orang yang dibunuhnya selama ikut empat kloter perang di Irak. Diketahui, Kyle tercatat sebagai penembak jitu paling mematikan yang dimiliki Amerika. Anggota angkatan laut AS itu telah membunuh sedikitnya 160 orang di Irak.

"Ketika memulai buku itu, saya tidak ingin meletakkan angka di sana. Bahkan saya bukan ingin menampilkan pengorbanan para pejuang militer. Saya justru ingin menampilkan pengorbanan keluarga, seperti ibu tunggal yang membesarkan anak dan melakukan pekerjaan rumah," ucap Kyle salam wawancara tahun 2011.

Di samping itu, ia juga ingin menyampaikan ironi para pejuang militer. "Orang-orang seperti saya di luar sana, tapi tidak mendapatkan medali penghargaan jadi Anda tidak mengenal mereka. Tapi mereka pahlawan, dan masyarakat harus tahu itu," ujar Kyle lagi.

Salah satu adegan perang menarik yang ditulis Kyle dalam bukunya, adalah saat ia diguncang dilema karena harus menembak perempuan dan anak-anak. Mereka membawa granat. "Itu sulit. Maksud saya, pertama, dia perempuan. Dan ada anak kecil terlibat. Tapi seperti yang saya tulis, saya harus melindungi pasukan," katanya.

Itu merupakan adegan penembakan pertama yang dimunculkan Kyle dalam bukunya, sekaligus menjadi pembuka menarik dari film American Sniper. Trailer-nya di YouTube pun mengandalkan adegan dilematis sekaligus humanis itu.

Bukan hanya berisi kenangan selama perang, lewat American Sniper Kyle juga berbicara sebagai prajurit, tentang genderang perang yang terus ditabuh Amerika. "Saya merasa, cepat atau lambat prajurit di Irak akan kembali ke Amerika," ia menuturkan opininya soal perang.

Menembak sejak usia 8 tahun

Kyle sebenarnya tak punya darah militer. Lengannya bahkan pernah luka parah. Pria yang lahir di Odessa, Texas itu merupakan anak dari pasangan guru dan rohaniwan. Ia dibelikan senapan pertama kali oleh sang ayah, pada usia delapan tahun. Saat itu, Kyle menggunakannya untuk berburu burung dan rusa.

Setelah melanjutkan pendidikan tinggi, masih di Texas, Kyle bekerja di sebuah peternakan dan menjadi pengendara kuda profesional. Di sana lah ia mengalami cedera lengan. Setelah lengannya sembuh, baru Kyle memutuskan ikut pelatihan militer. Pada pendaftaran pertama, ia ditolak karena masih ada pen di lengannya.

Baru pada perekrutan berikutnya Kyle diterima.

Pengalaman bertahun-tahun di militer itu yang dikisahkan Kyle dalam bukunya, American Sniper. Selama 37 minggu, American Sniper karyanya masuk daftar buku laris The New York Times, dan Kyle dikenal mendunia.

(rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER