Jakarta, CNN Indonesia -- Blink-182 terbentuk pada 1992. Saat itu, dunia sedang disibukkan dengan lagu-lagu dari boyband 'NSYNC dan ratu pop Britney Spears.
Kemunculan Blink-182 dengan musik pop punk berhasil mencuri perhatian dunia.
Tiga anak muda bernama Tom DeLonge, Mark Hoppus dan Travis Barker yang berpenampilan urakan dalam sekejap langsung menjadi idola remaja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau mengusung genre punk, band asal California ini tetap digemari secara komersial. Albumnya terjual hingga lebih dari 35 juta di seluruh dunia.
Bahkan pada 2011,
New York Times menyatakan, tidak ada band punk pada era '90-an yang memiliki pengaruh layaknya Blink-182.
"Suasana New York membuat sebuah karya musik menjadi lebih gelap. Sedangkan di California, yang banyak memiliki penduduk kelas menengah, membuat sebuah karya menjadi lebih ceria," kata DeLonge dalam sebuah wawancara yang dikutip dari NME pada 2010.
Lirik penuh humor dan irama musik yang
easy listening seakan menjadi formula keberhasilan mereka.
Pertemanan dari arena skateboardJauh sebelum terkenal melalui saluran televisi MTV, Blink-182 juga mengalami masa-masa perjuangan.
Hoppus bertemu DeLonge setelah dikenalkan oleh saudaranya di sebuah arena skateboard. Lalu, mereka bertemu Scott Raynor, yang menjadi drummer sebelum kehadiran Barker.
Dengan nama Blink, mereka lalu merilis album pertama berjudul
Fly Swatter pada 1993. Tahun berikutnya Blink merilis album
Budhha.
Keberuntungan masih berpihak, album
Cheshire Cat pun dirilis pada 1995.
Nama Blink yang sedang naik daun kemudian mendapat masalah. Sebuah band asal Irlandia menuntut kemiripan nama mereka.
Akhirnya Blink versi Hoppus dan kawan-kawan pun menambahkan angka 182 pada nama bandnya.
Dengan nama Blink-182 mereka kemudian merilis album berjudul
Dude Ranch pada 1997. Album tersebut sukses mendapat penghargaan platinum pada 1998.
Drummer pembawa keberuntunganSayangnya, Raynor harus dipecat karena tidak bisa mengurangi kebiasaan mabuknya.
Beranjak dari drama Raynor, Blink-182 kemudian mengajak Barker, yang merupakan drummer band pembuka konser mereka, The Aquabats, untuk mengisi posisi Raynor.
Barker berhasil menghafal 20 lagu Blink-182 selama 45 menit sebelum konser pertamanya.
Bersama Barker, Blink-182 pun merilis album berjudul
Enema of the State.Berisi lagu
What’s My Age Again, All the Small Things dan
Adam’s Song, album Enema berhasil terjual hingga lebih dari empat juta kopi di seluruh dunia. Sebuah pencapaian yang mengejutkan dari sekelompok anak muda urakan yang kalah rapi oleh personel Backstreet Boys kala itu.
Tahun 2000 mereka kembali merilis ulang album
Enema dengam judul
The Mark, Tom, and Travis Show (
The Enema Strikes Back). Kali ini, lagu baru di album tersebut yang berjudul
Man Overboard yang menjadi
hits di radio-radio.
Satu tahun setelahnya Blink-182 merilis album
Take Off Your Pants and Jacket yang berisi lagu-lagu yang tidak kalah
hits seperti
First Date, The Rock Show, Stay together for the Kids dan
Story of a Lonely Guy.Seakan tidak mau kehilangan momen, Blink-182 kembali merilis album pada 2003 berjudul Blink-182.
Kali ini vokalis band The Cure, Robert Smoith, diajak untuk bekerjasama di lagu
All of This. Jangan lupakan juga lagu
I Miss You yang sangat
nge-hits dan sering menjadi salah satu lagu yang ada dalam
mixtape semua anak muda pada saat itu.
Mulai dewasaPara personel Blink-182 yang sudah tidak lagi remaja dan mulai berkeluarga lalu memutuskan untuk vakum pada Februari 2005.
Gelagat pensiunnya para anak punk ini ditandai dengan munculnya album
Greatest Hits, yang berisi lagu-lagu terbaik pilihan penggemar mereka pada November 2005.
Selama vakum, para personel Blink-182 melanjutkan karier mereka dengan membentuk band lain.
Barker sempat bekerja sama dengan DeLonge membentuk band Boxcar Racer. Ia juga membentuk band bernama Transplants.
Hoppus yang memuat label fesyen bernama Atticus juga sempat membentuk band bersama Barker bernama Plus 44.
DeLonge juga mengikuti jejak Hoppus dengan membuat lable fesyen bernama Macbeth dan band bernama Angels and Airwaves.
Reuni demi sahabatPada 2009, Barker mengalami kecelakaan pesawat. Baik pilot dan dua rekan seperjalanannya tewas. Barker yang mengalami luka bakar parah harus menjalani perawatan fisik dan trauma akibat kecelakaan tersebut.
Kecelakaan tersebut membuat Hoppus dan DeLonge turun tangan untuk kembali memulihkan mental Barker.
Blink-182 pun sepakat reuni dan menjalani tur bersama band Weezer.
Pada 2011, Blink-182 merilis album terakhirnya yang berjudul
Neighborhoods.
Hingga pada Januari 2015, Hoppus dan Barker mengumumkan kalau DeLonge tidak aktif “tanpa batas waktu” di Blink-182.
Tapi kemudian DeLonge menyatakan kalau ia tidak akan mundur dari Blink-182 dan pernyataan Hoppus dan Barker dibuat tanpa persetujuannya.
Hubungan antar personel Blink 182 ini tambah rumit ketika Barker mengatakan dalam sebuah wawancara, sebenarnya DeLonge sudah tidak ingin lagi memainkan musik punk rock.
Entah apa yang menjadi sebab, namun nyatanya karya-karya Blink-182 selama ini telah menginspirasi banyak pemusik lain yang tidak takut dicap anak nakal seperti; Paramore, Avril Lavigne, Sum 41 hingga Good Charlotte.
[Gambas:Youtube] (ard/vga)