Nat King Cole Lawan Rasisme dengan Nyanyian

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 17 Mar 2015 22:20 WIB
Karena menjadi orang keturunan Afrika Amerika pertama sukses di Amerika, sosok Cole dibenci orang-orang yang rasis.
Jika Cole masih hidup saat ini, mungkin ia sudah bisa tersenyum lebar. (GettyImages/Express)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada tahun 1948, Nat King Cole adalah musisi jazz yang sangat terkenal di daratan Amerika.

Meski memiliki lagu hits (Get Your Kicks on) Route 66, Cole yang berkulit hitam, tetap mengalami diskriminasi dari para tetangganya, yang ternyata bergabung dengan kelompok rasis Ku Klux Klan.

Diberitakan oleh The Hollywood Reporter pada Februari 2015, Cole mengalami diskriminasi oleh tetangganya yang tinggal di kawasan Hancock Park, Los Angeles, AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat mengetahui Cole akan tinggal di lingkungannya, para tetangganya berusaha untuk menolak kehadiran Cole.

Mereka melakukan aksi protes dan memblokade jalanan menuju rumah bercat putih milik Cole.

Tidak sampai di situ, para tetangganya juga membakar semak-semak di halaman rumah Cole dengan inisial 'N' serta meracuni anjing peliharaan Cole dengan daging beracun.

Tapi Cole tidak membalas perlakuan para tetangganya. Ia tetap mendiami rumah tersebut hingga tahun 1970.

Nyanyian melawan rasisme

Cole, yang lahir pada 15 Februari 1965, terkenal dengan suara bariton lembutnya. Sepanjang kariernya, Cole telah merilis 28 studio album.

Selain aktif di dunia musik, Cole juga merupakan orang keturunan Afrika Amerika yang pertama kali membawakan acara televisi di Amerika.

Karena menjadi orang keturunan Afrika Amerika pertama sukses di Amerika, sosok Cole dibenci orang-orang yang rasis.

Pada 1956, Cole pernah diculik saat sedang tampil di Alabama. Meski dikembalikan lagi, Cole tidak melanjutkan konsernya, karena punggungnya telanjur cedera.

Pada tahun yang sama, Cole juga pernah diusir dari Hotel Nacional de Cuba di Havana, karena hotel tersebut tidak mengizinkan orang kulit hitam menginap.

Cole pun angkat kaki dari hotel yang mengundangnya untuk tampil itu dan menginap di tempat lain. Tapi di malam harinya, Cole tetap datang ke hotel dan tampil dengan sukses.

Sejak saat itu Hotel Nacional mulai menghargai keberadaan orang kulit hitam bahkan menempatkan jukebox khusus Cole di salah satu ruangan di hotel mereka.

"Saya tidak mengerti mengapa mereka terlalu membenci saya. Padahal saya tidak pernah membenci mereka," kata Cole dalam sebuah wawancara.

Cole yang terkenal dengan lagu berjudul L-O-V-E itu akhirnya meninggal dunia akibat kanker paru pada 17 Maret 1919.

Jika Cole masih hidup saat ini, mungkin ia sudah bisa tersenyum lebar. Karena berkat perjuangannya melawan diskriminasi melalui nyanyian, sudah banyak musisi kulit hitam yang diterima di industri musik dunia saat ini.

[Gambas:Youtube]

(ard/vga)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER